KARAWANG

Taman Baca Pedesaan Kekurangan Buku

Nurul Ilmi

KARAWANG, RAKA – Minat literasi di daerah pedesaan Karawang cukup tinggi, buktinya sejumlah taman baca masyarakat di daerah kerap digandrungi tiap kali melapak. Hanya saja akses masyarakat pedesaan terhadap buku mengalami kendala.
“Mobil perpustakaan keliling misalnya, mobilisasinya kan kurang dan itu pun hanya beroperasi saat jam kerja,” ungkap Ketua Forum Taman Baca Masyarakat (FTBM) Karawang, Nurul Ilmi, Minggu (25/10).

Nurul menuturkan, dari survey di sejumlah desa di daerah seperti Loji, Cibuaya, dan Batujaya, gerakan literasi yang diinisiasi pemuda cukup diminati. Tentunya buku-buku yang mereka sediakan juga disesuaikan dengan katakter masyarakat setempat. Misalnya, daerah pedesaan yang mayoritas penduduknya bertani maka buku-buku yang disediakan berkaitan dengan pertanian. Hal ini tentunya bahan literasi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Ia juga melihat fenomena sosial masyarakat desa dimana pemuda yang melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi seolah menjadi harapan bagi masyarakat setempat. Sebab itu, ia berharap para pegiat pendidikan khususnya mahasiswa bisa menularkan “virus” literasi kepada para pemuda lainnya di desa.
Ia sendiri kerap memanfaatkan adanya mahasiswa KKN untuk bisa merangkul pemuda setempat, meskipun harus menempuh proses yang panjang dan tidam semudah membalikan telapak tangan. “Butuh ketekunan, istiqomah, keyakinan niatnya itu yang dibutuhkan,” ujarnya.

Taman baca masyarakat menjadi alternatif bagi masyarakat desa untuk bisa mengkases buku. Namun menurutnya literasi bukan hanya sekadar membaca atau menulis.

Literasi finansial adalah salah satu yang saat ini tengah didorong oleh FTBM Karawang. Mereka mencoba merangkul para pemuda desa yang notabene lulusan SMP untuk dapat lebih berdaya dengan sejumlah kegiatan ekonomi. “Kita lagi upayakan dari teman ke teman, salah satunya kita launching taman baca di Jayakerta itu kan dari mulut ke mulut, kita terus jalin komunikasi dan jalin silaturahmi dengan pemuda-pemudanya,” pungkasnya. (din)

Related Articles

Back to top button