Tambak tak Mampu Penuhi Kebutuhan Olahan Pindang
CILAMAYA KULON, RAKA – Olahan pindang Karawang semakin meningkat volumenya. Dalam sehari, perajin ikan pindang dari Cilamaya Kulon, Banyusari dan Jatisari, mampu produksi 70 ton. Bobot sebesar itu, membuat stok ikan tambak asal Karawang tidak mampu menyuplai ikan untuk bahan membuat pindang. Karena rata-rata produsen pindang, memilih suplayer asal luar Karawang.
Ketua Gabungan Kelompok Perikanan (Gapokan) Sumberjaya, Dusun Kecemek, Desa Bayurkidul, Kecamatan Cilamaya Kulon, Nurhalim mengatakan, kebutuhan ikan untuk produksi ikan pindang di Karawang itu cukup besar. Karena harus ada stok 70 ton sehari yang tersebar di wilayah Cilamaya Kulon, Banyusari dan Jatisari. Dirinya saja, harus mencari stok ikan dengan PT Megatani dari Tarakan Sulawesi, karena stok dari tambak Karawang kurang. Apalagi dalam sehari membutuhkan 1 ton ikan bandeng yang diolah oleh 25 karyawannya menjadi pindang presto.
Beruntung, kerjasama dengan PT Megatani bukan saja dari suplai ikannya yang menyanggupi, tetapi juga perusahaan ini menampung pemasaran jangkauan luas yang disebar di seluruh pelosok Indonesia. Sehingga dua bulan terakhir, kontrak kerjasama dengan suplayer dan pemasaran ikan pindang dari Tarakan tersebut, membuat usaha pindangnya terus menggeliat, hingga mampu menggaji 25 karyawan Rp2 juta sebulan. “Gapokan saya ini menerima 1 ton ikan dan diproduksi sehari tuntas dengan melibatkan 25 karyawan. Alhamdulillah kerjasama dengan swasta menguntungkan juga, apalagi difasilitasi jangkauan luas pemasarannya,” katanya.
Lebih jauh Nurhalim menambahkan, usaha perikanan sebenarnya lebih menjanjikan ketimbang pertanian. Walaupun modal yang harus dikeluarkan cukup tinggi juga, seperti kwintalnya garam, kwintalnya cabai dan laja. Bahkan, memuluskan usaha bandeng presto ini, media olahan pressernya juga dibantu pihak swasta. Apalagi bandeng Karawang ini terkenal dengan istilah “lunak duri” hingga dirinya mampu dinobatkan sebagai figur ketahanan pangan Jawa Barat mewakili Karawang. ” Modal besar, untung juga besar. Sekarang ini bandeng lunak duri asal Cilamaya Kulon sudah banyak dipasarkan beragam perusahaan, yang sudah kontrak dengan kita,” katanya.
Lebih jauh Nurhalim menambahkan, lokasi produksinya jadi Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan, karena banyak jadi sasaran magang mahasiswa dari fakultas perikanan. Seperti Brawijaya, Universitas Diponegoro, Politeknik Pangandaran dan Universitas Perikanan Jakarta. Bahkan sejumlah anak-anak SMK dari Purwakarta, Indramayu dan Cilamaya ikut magang berlatih olahan pindang ini. “Banyak yang magang, semua kita latih. Karena kita memang dapat pengakuan dari pemerintah provinsi hingga nasional,” ungkapnya.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Karawang sadar akan potensi perikanan di Karawang. Karena banyak peluang usaha yang bisa mendongkrak ekonomi rumahan. Pindang saat ini bukan saja dijajakan di kampung-kampung, tapi sudah dipresto dan menjadi konsumsi kalangan menengah atas. “Ya kebanyakan sih dari swasta, semoga pemerintah lebih banyak membangun, melihat potensi olahan perikanan di Karawang,” pungkasnya. (rud)