HEADLINEKarawang

Tanah Bergeser

TERANCAM AMBRUK: Sebelas rumah yang ada di Perumahan Karaba rusak parah akibat pergeseran tanah. Bahkan, jika terus dibiarkan rumah mereka bisa ambruk.

11 Rumah Rusak Terancam Ambruk

KARAWANG, RAKA – Tidak hanya puting beliung, bencana alam lainnya mengancam. 11 rumah di Perumahan Karaba, Desa Wadas, Kecamatan Telukjambe Barat rusak parah dan terancam ambruk.

Sejak dua hari terakhir pergeseran tanah yang dirasakan cukup besar. Bagian dapur dan toilet sejumlah rumah warga mengalami kerusakan. Tanaman di pekarangan belakang rumah warga pun menjadi hancur dan posisinya turun. Perabotan yang dimiliki oleh warga juga beberapa telah ada yang hancur. Hingga sore kemarin, belum ada bantuan yang diterima oleh warga yang mengalami dampak. Rumah warga yang hancur pada bagian belakang masih diperbaiki sendiri oleh pemilik rumah. Bahkan pemilik rumah pun menggunakan kayu tambahan untuk menyangga bagian atap agar tidak roboh. Warga berharap agar petugas segera memperbaiki kerusakan yang terdapat di tanggul.

Kejadian berawal dari pergeseran yang terjadi dari dalam tanah. Tanggul sungai Cikalapa yang mengarah sungai Citarum saat ini telah jebol. Warga telah melakukan pelaporan ke instansi berwajib sejak Mei 2020. Hingga saat ini masih hanya sebatas survei yang dilakukan oleh petugas. “Sebenarnya ini udah kita rasakan dari April kemarin, udah 11 bulan kita hidup dalam kondisi siaga dan kekhawatiran terus menerus,” keluh Joko Nugroho (40), warga Perumahan Karaba, Rabu (3/2).

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kemenetrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Masyarakat Kabupaten Karawang (PUPR), staf desa kemarin meninjau lokasi. Selain itu petugas pun telah mendata jumlah masyarakat yang mengalami kerusakan rumah. Saat petugas melakukan survei, pukul 10.00 masih terdengar bunyi pergeseran tanah. Di lokasi reruntuhan dari dapur dan toilet warga terdapat tumpukan sampah. Warga menjadikan hal tersebut sebagai tempat pembuangan sampah organik. “Warga justru menjadikan tempat tersebut sebagai tempat pembuangan sampah,” terang Supriyatna, sekretaris BPBD Karawang.

BPBD telah membuatkan surat siaga yang telah diberikan ke pihak PUPR. Surat tersebut akan dipergunakan oleh PUPR untuk melakukan pencairan pemberian bantuan kepada masyarakat. Surat telah diberikan setelah survei dilakukan. Tanah bergeser diakibatkan pengikisan oleh air sungai. Pondasi rumah pun saat ini sudah tidak menyentuh tanah sama sekali. “Satu minggu lalu terdapat patahan sepanjang 10 cm, namun patahan tersebut menjadi memanjang,” terangnya. (cr6)

Related Articles

Back to top button