CILAMAYA WETAN, RAKA – Penanganan tanggul Kali Cilamaya bukan sekali dua kali dilakukan. Namun, proyek pengadaan material penahan tanah oleh Balai Besar Waduk dan Sungai (BBWS) maupun manual, kembali amblas setelah debit air meninggi. “Di Barahan itu sudah ada bronjong, ditambah sama desa dengan tanah dan karung untuk menyambungkan lagi akses jalan. Tapi debit air sedang tinggi, ya amblas lagi, bergeser lagi,” kata Kaur Trantib Desa Cilamaya Wahyu kepada Radar Karawang, kemarin.
Kades Cilamaya Kuswaedi mengatakan, akses jala di atas tanggul Kali Cilamaya di Dusun Barahan RT 06, sudah tersambung dengan menghabiskan tanah merah sebanyak tujuh truk serta 600 karung. Namun kembali mubazir karena jalan itu amblas. “Ya namanya sama kita manual dan dana swadaya, mubazirkan. Ada bronjong juga gak optimal,” katanya.
Kuswaedi menambahkan, sepanjang tahun ini, dirinya sudah tiga kali berkirim surat proposal ke BBWS. Bahkan terakhir, dia sendiri ke kantor BBWS di Bandung. Tapi selama ikhtiar itu, sampai saat ini sama sekali tidak mendapatkan jawaban apapun. Disinggung apa permintaannya saat mengajukan ke BBWS, Kuswaedi menyebut bahwa meminta bagaimana memperbaiki tanggul tersebut. “Saya yakin BBWS lebih hapal dan ahlinya.
Mau kembali dibuatkan material bronjong silahkan, maupun tiang-tiang pancang juga tidak masalah. Terpenting dibereskan,” ungkapnya.
Ia juga sering jengkel karena para pejabat di Kabupaten Karawang baru ribut ketika banjir. Ia mengingatkan, Cilamaya sedang jadi incaran proyek-proyek besar, mulai revitalisasi pasar hingga PLTGU yang nominalnya triliunan. “Tapi sebatas membuat nyaman masyarakat Cilamaya dari ancaman bencana saja, tidak pernah bisa dilakukan,” tuturnya. (rud)
