
Hadis Herdiana
KARAWANG, RAKA – Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kabupaten Karawang turunkan 26 persen target pendapatan pajak tahun 2020. Dari Rp930 miliar yang sudah ditargetkan, diturunkan menjadi Rp680,119 miliar.
Kepala Bapenda Karawang Hadis Herdiana mengatakan, target pajak duturunkan lantaran banyak sumber-sumber pajak yang tidak bisa terealisasi dengan maksimal. Kondisi tersebut disebabkan karena pandemi Covid-19 yang mewabah di Karawang selama beberapa bulan terakhir. “Realisasi hanya Rp273,464 miliar atau Rp40,21 persen,” katanya, kepada Radar Karawang, Kamis (18/6).
Dikatakan Hadis, dari beberapa jenis pajak, hotel merupakan salah satu sumber pendapatan pajak yang tinggi. Namun karena banyaknya hotel dan restoran-restotan yang tutup karena covid, realisasi pajak hotel juga menurun. “Kalau yang tutup ya tidak bayar pajaknya. Tapi selama dua bulan ini masih ada yang masuk pajaknya,” katanya.
Sampai 17 Juni 2020, kata dia, realisasi pajak hotel hanya mencapai Rp6,204 miliar dari target Rp11,423 miliar. Menurutnya, realisasi tersebut dianggap normal jika sedang dalam kondisi Covid-19 ini. “Kalau pada saat kondisi normal tentu angka segini sangat menurun. Tapi kalau kondisi covid segini bisa dikatakan normal. Karena masih banyak yang masuk,” ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, realisasi yang sangat rendah ialah pajak hiburan. Dari target Rp8,099 miliar baru terealisasi sebanyak Rp4,403 miliar. “Karena semua tempat hiburan jelas ditutup selama covid,” ucapnya.
Hadis juga mengatakan, pihaknya juga akan terus mempertimbangkan kondisi perkembangan Covid-19, jika kedepannya sudah tidak ada lagi pandemi dan kondisi perekonomian sudah berjalan normal, target pajakpun kemungkinan akan dinaikan lagi. “Kalau kedepannya memungkinkan sebelum perubahan dinaikan lagi,” paparnya.
Pandemi corona memang sangat dirasakan pengaruhnya oleh pengusaha hotel. Sejak pertangahan Maret lalu dampak corona ini mulai terasa dengan banyak pembatalan pemesanan. Padahal sebelumnya performa hotel meningkat dan cukup baik. Okupansi hotel Maret hanya mencapai 50%. Saat itu pun manajerial memperkirakan tingkat hunian dan pertemuan turun 90% pada bulan April, dan ternyata penurunan berkisar 80%. Salah satunya jalan untuk meminimalisir kerugian adalah dengan mengurangi jumlah karyawan. “Bulan April itu juga kita mengurangi karyawan sekitar 60%, yang office pun sampai turun ke operasional,” terang E-commerce Manager Brits Hotel Karawang Pandu Reza, baru-baru ini.
Peningkatan tamu mulai terasa saat masa arus balik lebaran. Melihat hal ini muncul optimisme terlebih pemerintah merencanakan kebijakan adaptasi kebiasaan baru. Pada bulan Juni sebagian karyawan yang dirumahkan kembali direkrut. Pelayanan pun akan disesuaikan dengan kebijakan pemerintah salah satunya adalah ruang pertemuan yang hanya diisi setengah kapasitasnya. “Kita akan buat paket-paket baru yang menarik, terus paket akad nikah, yang kemarin nikahnya pending kita buatkan juga (paketnya), kita sih optimis di bulan Juni ini setidaknya selain kamar kita masih bisa menjual hal lain, tidak hanya mengandalkan kamar,” paparnya. (nce/din)