Karawang

Lamun Bangkitkan Penulis Sastra Lokal

KARAWANG, RAKA – Para penulis sastra lokal Karawang bergabung. Mereka mendirikan Komunitas Lamun. Komunitas yang lahir untuk mengembangkan bakat menulis sastra.
Komunitas Lamun merupakan komunitas yang memiliki anggota penulis buku. Komunitas ini telah berdiri sejak tahun 2020. Ketua Komunitas Lamun Fahad Fajri mengatakan, komunitasnya punya misi memperkenalkan sastra kepada masyarakat di Kabupaten Karawang.
Ia menyebutkan, komunitas tersebut cabang dari Perpustakaan Jalanan Karawang yang lebih dulu berdiri pada tahun 2016 lalu.
“Kalau ngomongin komunitas, Lamun ini sebenernya cabang dari Perpustakaan Jalanan Karawang. Kalau Perpus Jalanan sudah berdiri tahun 2016 dan lamun dibikin 2020,” ujarnya, Senin (10/4).
Kegiatan yang sudah berlangsung berupa pengumpulan karya sastra dari masyarakat dan anggota. Kemudian diterbitkan menjadi buletin. Telah ada 19 buletin yang berhasil diterbitkan hingga sekarang. Bukan hanya pengumpulan karya saja, kegiatan yang lain berupa diskusi dan penulisan buku.
pada intinya, Lamun berfokus pada masalah kesusasteraan. Menurutnya, Lamun sendiri sudah beberapa kali menerbitkan buletin. Hingga sekarang terhitung sudah edisi ke-19. “Kalau perpus lebih ke kegiatan ngelapak buku, sedangkan Lamun dibuat untuk menjadi pembeda karena fokus kita buat kegiatan seputar kesusastraan, buat diskusi, penulisan buku dan lain-lain,” tambahnya.
Meski begitu diakuinya, ada kendala yang dirasakan selama proses kegiatan berupa kesulitan dalam menemukan penulis lokal di Kabupaten Karawang. Dia berharap agar ke depan dapat meningkatkan jumlah penulis lokal. Karena sejauh ini masih terdapat anggota yang berasal dari luar daerah Kabupaten Karawang. “Kita sulit menemukan penulis lokal, gak mau sebenernya ngulik penulis-penulis luar terus, kita pengen penulis lokal Karawang tapi sulit didapatkan,” imbuhnya.
Dijelaskannya lagi, Buletin Lamun pertamakali dibuat karena banyak penulis Karawang yang ikut serta dalam menulis buletin. Tapi makin hari jumlahnya makin sedikit, malah kebanyakan orang luar yang ikut menulis. “Tetep kita mau fokus banyakin diskusi, terkait kesusastraan khususnya. Kita bakal terus memegang misi kita,” pungkasnya. (nad)

Related Articles

Back to top button