Teknologi AI Masuk di Dunia Jurnalistik

KARAWANG, RAKA – Kemajuan teknologi arificial intelligence (AI) sudah digunakan diberbagai segmen, termasuk di dunia jurnalisitik. Saat ini, teknologi AI sudah digunakan sebagai pembawa berita.
Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Jawa Barat, Suherlan menyampaikan teknologi tersebut membawa dampak positif dan tantangan bagi wartawan. Dampak positif berupa mempermudah serta mempercepat wartawan dalam mencari informasi dan data. “Kalau dikaitkan dengan dunia jurnalistik itu sebuah bantuan dan sebuah tantangan. Bantuan artinya mempercepat, lebih lengkap mengenai data-data yang ada. Tantangannya di sini bagaimana kita tidak terjebak dalam pelanggaran yang menyangkut baik itu etika jurnalistik kemudian etika secara pidananya yang harus diperhatikan,” ujarnya, Senin (30/10).
Ia menjelaskan aplikasi tersebut merupakan menciptakan robot sebagai pembawa berita. Sejauh ini aplikasi tersebut digunakan oleh media televisi. Ia menegaskan bagi wartawan media cetak dan online agar tidak mengalami plagiarisme. “Sekarang yang sedang dinaikkan oleh teman-teman dari media penyiaran karena itu tayangannya seperti robot. Diciptakan ada presenter di suatu televisi yang terkenal dibuat dengan menggunakan kostum. Di dunia online atau cetak jangan sampai terjebak ke dalam plagiat,” tambahnya.
Ketika proses wawancara berlangsung secara off the record, maka wajib untuk mencari data tambahan dari narasumber pendukung yang lain. Ia mengungkapkan wartawan dapat menyesuaikan perubahan kondisi yang terjadi saat ini. “Kembali lagi kepada kita, kita tidak berniat buruk salah satunya dengan melengkapi data. Kita menghargai off the record dengan menyiasati mencari sumber yang lain tanpa off the record. Kita harus menyesuaikan dengan keadaan yang sekarang, memang sedikit terancam dengan kondisi sekarang,” imbuhnya.
Ia menyampaikan teknologi tersebut masuk ke dalam kategori produk jurnalistik. Meski begitu wartawan tidak diperbolehkan untuk menghilangkan ciri khas dari profesi. “Diperbolehkan, kan kita mengambil sumber dari mana saja, namun ketika ini menjadi produk jurnalistik harus mempertimbangkan beberapa hal tadi. Ini fenomena baru dan kembali kepada kebijakan media itu sendiri. Profesi wartawan itu ciri khasnya wawancara, konfirmasi kalau yang sekarang muncul itu dari pembawa berita saja. Tidak akan mungkin tergantikan profesi wartawan,” tutupnya. (nad)