Mahasiswa KKN Dampingi Petani Kopi

SEMINAR: Mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN mengadakan workshop serta seminar bertajuk business plan dengan melibatkan warga sekitar, terutama petani kopi, sejak 29 Oktober 2021.

Bantu Ilmu Tembus Pasar Regional dan Nasional

TEGALWARU, RAKA- Produk kopi jenis robusta yang dihasilkan petani di wilayah Kecamatan Tegalwaru, terutama di Desa Mekarbuana, belum mampu secara optimal menembus pasar kopi regional Jawa Barat maupun nasional. Bahkan di Karawang sendiri penyebarannya belum merata.

Kondisi tersebut, berdasarkan riset dan analisa kalangan mahasiswa dari Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Mekarbuana, dalam beberapa hari terakhir, menyebutkan bahwa para petani belum memahami bagaimana cara membangun jaringan pasar ke berbagai pelosok dan kalangan penikmat kopi. “Selain itu, petani kopi di Mekarbuana hanya sedikit yang memahami bagaimana merawat tanaman kopi. Padahal kopi di sini berkualitas tinggi.

Sedangkan dari luas area lahan perkebunan lebih kurang sekitar 370 hektare di wilayah Desa Mekarbuana, 65 persennya ditanami kopi. Hasil rata-rata panen per tahun 70 persen,” kata Ketua KKN Kelompok 156, Indah Fuji Pradita, Minggu (28/11).
Desa Mekarbuana adalah salah satu desa dari 9 desa di Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang. Dikelilingi oleh lembah Gunung Sanggabuana yang membuat desa ini memiliki banyak potensi seperti pariwisata, kuliner hingga perkebunan kopi.

Dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai mahasiswa menjadi agent of change, iron stock, moral force, social control dan guardian of value, Indah lebih lanjut menjelaskan, pihaknya secara berkelompok membuat program kerja workshop serta seminar bertajuk business plan dengan melibatkan warga sekitar, terutama petani kopi, sejak 29 Oktober 2021. “Materi yang kami ketengahkan tentang cara mengelola kopi dengan baik, pemasaran sampai materi mengenai keuangan. Diharapkan, kegiatan tersebut dapat mengatasi permasalahan yang ada pada warga Desa Mekarbuana. Setidaknya, ke depan cara memasarkan kopi tidak hanya sebatas job order atau sesuai permintaan semata. Termasuk kami memberi masukan agar BUMDes lebih mampu mengelola neraca keuangan dengan baik,” tandas Indah. (asy)