TELUKJAMBE

Motivasi Korban Banjir

TKSK Telukjambe Barat
Lilik Raodhatul Jannah

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Telukjambe Barat sejak awal tahun 2020 beberapa kali terkena bencana banjir. Masyarakat yang terdampak tentu butuh motivasi dan dukungan moril selama mengahadapi musibah tersebut.

Beruntung mereka punya sosok perempuan tangguh yang selalu hadir mendampingi, ialah Lilik Raodhatul Jannah, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Telukjambe Barat. “Itulah salah satu tugas TKSK, memotivasi masyarakat,” ucapnya, Sabtu (22).

Lilik mencontohkan, di Dusun Kampek, Desa Karangligar, yang kerap menjadi langganan banjir telah terbentuk kampung siaga bencana yang merupakan binaannya. Mereka membangun posko kebencanaan dan juga dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi. “Dapur umum itu melibatkan masyarakat, jadi mereka aktif agar di pengungsian juga tidak jenuh, bisa mandiri,” terangnya.

Di luar kebencanaan, tugas seorang TKSK adalah memverifikasi data kemiskinan yang menjadi acuan penyaluran bantuan dan jaminan-jaminan sosial. Selain itu tetap memberi motivasi masyarakat untuk sadar lingkungan. “Misalnya ini sampah ni ayo kita kelola bareng-bareng, kerjasama dengan eco village, intinya pendampingan-pendampingan masalah sosial,” tuturnya.

Lilik telah menjadi TKSK sejak 2009 lalu, tanggung jawab yang terbesar menurutnya adalah tanggung jawab moril. Sebab tugasnya yang tak lepas dari hubungan kemasyarakatan. Ia sendiri jika menemukan masyarakat yang membutuhkan atau belum terjangkau oleh pemerintah, akan terenyuh hatinya. “Yang seperti itu kita mengajukan (bantuan), tanggung jawabnya pasti besar,” tambahnya.

Ia sendiri melihat keberhasilan seorang TKSK itu tidak bisa dilihat secara kasat mata seperti halnya pembangunan fisik. Sebab tugasnya adalah membangun sumber daya manusia di wilayahnya, bagaimana masyarakat berubah polah pikirnya dari hanya meminta dan menerima, namun bisa berusaha mandiri. “Saya merasa berhasil kalau masyarakat itu sudah bisa mandiri,” ucapnya.

TKSK dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh pekerja sosial masyarakat (PSM) yang tersebar di setiap desa. Hasil kerja mereka seperti pendataan masalah sosial masyarakat dilaporkan kepada Dinas Sosial. Lilik juga menceritakan, hal paling berkesan selama 10 tahun menjalani profesi sebagai TKSK adalah ketika melihat masyarakat bahagia. Bahkan jika masyarakat belum bahagia, ia merasa belum berhasil dengan tugasnya. Terutama momen ketika ia dapat mempertemukan seseorang yang terpisah dengan keluarganya.

Kepedulian terhadap sesama adalah hal yang mesti ada di masyarakat, sebab dengan peduli itu bisa saling berempati. Kepedulian juga mesti hadir terhadap persoalan lingkungan dan sosial. Menurutnya jika kepedulian telah terbangun hal apapun bisa dikerjakan bersama. “Tapi kalau tidak peduli, sampah satu saja ya sudah (dibiarkan). Membangkitkan rasa itu dari peduli,” pesannya. (cr5)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button
Verified by MonsterInsights