Petani Was-was Bertani
SAWAH BELUM DITANAMI: Dua orang pelajar melintasi area pertanian yang belum ditanami padi sejak banjir melanda Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, kemarin.
Khawatir Banjir Datang Lagi
TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Pascabanjir di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, yang juga menggenangi areal pesawahan, para petani masih was-was menanam padi. Cuaca ekstrem yang menurut BMKG masih akan berlanjut sampai pertengahan Januari, bisa saja kembali mendatangkan banjir.
Seorang petani Usa Sunandar (50), warga RT 04/01 Dusun Pangasinan, menceritakan beberapa areal sawah sebenarnya baru 10 hari ditanami, sampai akhirnya diterjang banjir. Bahkan aeral sawah lainnya sudah siap untuk dipanen namun terpaksa merugi karena gagal panen akibat banjir. “Ya mungkin nanti nanam lagi awal Februari,” ujarnya kepada Radar Karawang, Kamis (16/1).
Ia sendiri merasa serba salah, kalau menamam takut kembali gagal. Tapi jika tidak menamam tentu akan tertinggal oleh petani lainnya. Diakuinya masa tanam di Desa Karangligar tidak kompak untuk masa tanam dan panen, tapi para petani cenderung tidak ingin ketinggalan menyawah sehingga tetap memaksakan menanam. Ia juga mengeluhkan bantuan bibit yang kerap datang terlambat, dimana petani sudah terlanjur menandur. “Harusnya kan jelas ini sudah kebanjiran, jadi harusnya (bibit) sudah siap, jangan sampai masyarakat sudah keteteran, angaran sudah habis,” tuturnya.
Ketua Kelompok Tani Sriligar 5 Dusun Pangasinan Olis Solihin menjelaskan, setiap tahun kerap tidak ada bantuan khusus pascabanjir untuk penyediaan bibit. Namun dari Dinas Pertanian setiap tahunnya memang rutin memberikan bibit gratis kepada masyarakat melalui kelompok tani. Hanya saja bibit tersebut biasanya diberikan setiap musim tanam bulan lalu. “Ya paling nanti nunggu musim tanam lagi dari Dinas Pertanian,” terangnya.
Sedangkan dari pihak desa, dikatakannya tidak ada bantuan terhadap pertanian. Bantuan terfokus untuk keperluan warga pada umumnya seperti makanan dan keperluan rumah tangga. Ia sendiri kemungkinan baru akan menanam kembali di bulan Maret, sebab masih was-was dengan cuaca ekstrem. “Bertani Karangligar tuh sulit sebenarnya, musim seperti ini kan gak bisa sebetulnya karena resikonya besar, ditanam banjir, tapi kalau tanam bulan 10, masalahnya ada di panennya pas bulan 1 banjir,” jelasnya. (cr5)