Tujuh Sarana Air Bersih Rp197 Juta

BELUM JADI: Sarana air bersih di Desa Parungsari tinggal dipasang pintu.

Biaya Material Satu Bangunan Rp3,4 Juta

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Pemerintah Desa Parungsari, Kecamatan Telukjambe Timur, membangun sarana air bersih yang tersebar di tujuh titik desa tersebut.

Informasi yang berhasil dihimpung, salah satu titik pembangunan menguras dana desa Rp28 juta. Sedangkan anggaran yang digunakan untuk titik lainnya belum diketahui, namun jika disamaratakan proyek tersebut secara keseluruhan menghabiskan dana sebesar Rp196 juta.

Adapun bentuk sarana air bersih yang dimaksud, merupakan bangunan dengan ukuran kisaran 1,4 meter persegi, sebagai tempat penyimpanan mesin pompa air. Terdapat satu pintu, serta satu torn yang disimpan di bagian atas bangunan tersebut. Sedangkan mesin pompa air yang digunakan, adalah pompa air listrik sumur dalam dengan kapasitas maksimum 70 liter per menit.

Radar Karawang mengunjungi toko bahan bangunan yang memasok material, untuk pengerjaan proyek sarana air bersih tersebut. Dari nota perbelanjaan, salah satu titik proyek tepatnya di RT 01 RW 01 Dusun Parungpung, jumlah total belanja hanya kisaran Rp3,4 juta. Daftar belanja pada nota tersebut sudah termasuk diantaranya pasir, semen, bata, besi dan torn. Namun nota tersebut tidak termasuk mesin pompa air dan jasa pembangunan.

Sekretaris Desa Parungsari Edi mengatakan, dana Rp28 juta tersebut tidak hanya untuk anggaran material bangunan, melainkan juga termasuk biaya pengeboran, honor tukang, pajak, dan instalasi listrik. Ia mengatakan, proyek tersebut dimulai sejak bulan Oktober dan saat ini beberapa titik sudah sampai tahap finishing. Ia sendiri tidak bisa mengatakan waktu pasti pengerjaan proyek tersebut akan selesai. “Ya saya juga maunya cepat selesai. Tapi kan yang ngerajin tuh ada yang kerja dulu di tempat lain. Ada yang sakit juga, dia minta maaf belum bisa menyelesaikan pekerjaan itu,” terangnya kepada Radar Karawang.

Edi juga mengatakan, sarana air bersih yang dibuat di atas lahan hibah dari warga itu, merupakan upaya desa untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Nantinya sarana tersebut dikelola oleh masyarakat, dan dapat memenuhi kebutuhan air bersih untuk 10 sampai 15 rumah. Meski musim hujan mulai datang, menurut Edi tetap ada kemungkinan terjadi kesulitan air bersih. “Sekarang mah yang di gunung aja susah air bersih,” tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, kedalaman pipa pompa air mencapai 52 meter. Sementara ini pihak desa hanya mamupu menyediakan sarana, sedangkan teknis pendistribusian air diserahkan kembali kepada masyarakat. Perihal total anggaran yang dikeluarkan oleh pihak desa, Edi mengaku tidak tahu pasti sebab hal itu berada di bawah tanggung jawab Kasi Pembangunan. “kalau itu nanti tanyanya sama kasipem, tapi orangnya lagi keluar,” pungkasnya. (cr5)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here