CIKAMPEK

Terapi HIV Jangan Terputus

Yeri Pergata

CIKAMPEK, RAKA – Obat HIV sampai saat ini memang belum ditemukan, namun dengan terapi antiretroviral (ART) dapat memperlambat pertumbuhan virus tersebut. Berbagai macam obat antiretroviral (ARV) mesti dikonsumsi oleh pengidap HIV semasa hidupnya. Sayangnya, tidak sedikit dari mereka yang berhenti menjalani terapi tersebut.

Petugas Distribusi Logistik IMS, HIV dan AIDS Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Karawang, Yeri Pergata menyampaikan, secara nasional diperkirakan pengidap HIV sebanyak 640.443 orang. Sampai Mei 2020 pengidap HIV yang terdata sebanyak 393.093 orang. Sebanyak 245.646 diantaranya berinisiatif melakukan ART, namun 133.511 orang yang saat ini masih tetap menjalankannya. “Kalau Karawang saya belum tau berapa yang DO, besok (hari ini) mulai kita data,” terangnya, Minggu (19/7).

Pria yang sebelumnya menjadi pendamping sebaya di Kota Bandung ini memaparkan, beberapa kecenderungan pengidap HIV berhenti menjalankan ART salah satunya adalah bosan mengkonsumsi obat tersebut. Kendala administrasi atau lokasi rumah sakit yang cukup jauh juga menjadi faktor mereka mulai meninggalkan terapi. “Kalau di Karawang obatnya belum ada di puskesmas, adapun biasanya mereka tetap ambil ke rumah sakit karena merasa malu, padahal belum tentu masyarakat berstigma begatif, stigma itu suka muncul dari diri sendiri, itu yang harus dihindari,” paparnya.

Di samping itu ada juga pengidap yang merasa sudah sehat setelah menjalani ART sehingga berhenti menjalankannya. Adapula yang berhenti menjalani ART karena merasa tidak nyaman dengan pelayanan tenaga medis. Padahal menurutnya, sikap dokter yang kadang terkesan cerewet adalah bentuk rasa sayang mereka kepada pasien.

Menjalani ART nampaknya akan lebih baik jika disertai dukungan keluarga. Namun berdasatkan pengalaman Yeri, banyak pengidap HIV yang enggan menyatakan status mereka kepada keluarga sekalipun. Ia mengingatkan sebaiknya ada salah satu anggota keluarga yang mengetahui status HIV. “Suatu saat kamu ngedrop, mereka gak bingung mau dibawa kemana, dan ketika kamu terluka berdarah, keluarga yang punya luka terluka juga bisa menghindari kontak agar tidak tertular,” terang pria yang juga mengidap HIV sejak 2005 ini.

Yeri sendiri saat ini masih aktif dalam pendampingan HIV dan AIDS. Ia berupaya agat stigma negatif di masyarakat terhadap pengidap HIV dan AIDS dapat pudar. Ia akan dengan senang hati menerima konsultasi pengidap HIV. Bahkan tempat tinggalnya di Desa Kamojing, Kecamatan Cikampek sebagai Home Recovery bagi penyalahguna narkotika. (din)

Related Articles

Back to top button