Hotel Online Gerus Pelanggan Hotel Konvensional

KARAWANG, RAKA – Tantangan usaha perhotelan saat ini semakin berat, saat ini persaingan bukan hanya antar hotel konvensional saja, tapi juga antar hotel konvesional dengan hotel online berbasis aplikasi. Bahkan, pelanggan hotel konvensional kini mulai tergerus oleh hotel online.
Berkembangnya virtual hotel operator (VHO) dinilai merugikan hotel konvensional. Melalui VHO, rumah kontrakan, apartemen ataupun tempat tinggal sejenisnya bisa disulap jadi hotel. Pemasaran hotel ini dilakukan via aplikasi. Yang lebih dirasakan oleh hotel konvensional, harga yang ditawarkan VHO di bawah standar hotel konvensional. “Ini persaingan tidak sehat. Adanya VHO sangat berdampak pada hotel konvensional,” kata ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat Herman Muchtar, saat mengikuti musyawarah nasional (munas) PHRI di Hotel Resinda Karawang, Senin (10/2).
Saat ini, lanjutnya, belum ada regulasi yang mengatur soal hotel berbasis digital ini. Akibatnya, meskipun sudah banyak berdiri tapi belum memberikan sumbangsih pajak untuk daerah. “Mereka tidak membayar pajak. Oleh karena itu, kami mendorong kepada pemerintah agar membuat regulasi yang mengatur VHO ini,” pintanya.
Keberadaan VHO ini sudah menyebar di berbagai kota termasuk di Karawang. Rumah kontrakan ataupun apartemen sudah ada yang menjadi hotel. Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana mengatakan, pihaknya akan membuat regulasi untuk mengatur keberadaan VHO ini. “Kalau dampaknya kan tadi sudah disebutkan, ada dampaknya. Kita nanti akan membuat regulasinya,” ucapnya, yang juga hadir saat pembukaan munas PHRI.
Menurutnya, sumbangsih pajak hotel dan restoran di Karawang saat ini terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, keberadaan VHO harus diatur agar sumbangsih terhadap daerah jelas. “Dari tahun ke tahun sumbangsih pajak hotel dan restoran di Karawang terus meningkat, termasuk di tahun 2019 kemarin. Kedepan kami menargetkan tembus di angka Rp200 miliar,” pungkasnya. (asy)