KARAWANG, RAKA – Virus corona perlahan tapi pasti menjangkiti masyarakat di Kabupaten Karawang. Penyebarannya pun masif. Dari 30 kecamatan, hanya dua kecamatan yang masih bersih dari covid-19. Yaitu Kecamatan Pedes dan Kecamatan Jayakerta.
Sementara kecamatan yang paling parah penyebaran coronanya yaitu Telukjambe Timur. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, hingga kemarin tercatat 358 warganya terpapar corona. Rinciannya, 76 orang masih dirawat, 271 orang sudah sembuh, 11 orang meninggal. Urutan kedua terbanyak adalah Karawang Timur mencapai 216 orang. Rinciannya, 32 orang masih dirawat, 179 orang sudah sembuh, dan 5 orang meninggal. Berikutnya adalah Karawang Barat. Sebanyak 205 warga terpapar corona. Rinciannya, 49 orang masih dirawat, 148 orang sudah sembuh, dan 8 orang meninggal. Banyaknya di tiga kecamatan tersebut yang terkena corona, tidak lepas dari penyebaran corona di kawasan industri. Berdasarkan hasil evaluasi Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Provinsi Jawa Barat periode 5-11 Oktober 2020, Karawang masuk level risiko tinggi atau zona merah dengan skol 1,62. Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Karawang Yayuk Sri Rahayu mengatakan, hingga saat ini ada 86 perusahaan di Karawang yang melapor ada karyawannya yang terpapar Covid-19. Selain karyawan perusahaan, Yayuk menyebut ada seorang pengunjuk rasa yang dinyatakan positif Covid-19 setelah mengikuti unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja ke Jakarta. Hal itu diketahui setelah sebuah perusahaan melakukan tes usap kepada 25 orang karyawan yang ikut aksi tersebut. “Kami telah melakukan penelusuran terhadap orang-orang yang kontak erat dengan karyawan yang positif Covid-19 tersebut,” ujar Yayuk.
Yayuk pun meminta masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan, mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan meningkatkan imunitas.
Pjs Bupati Karawang Yerry Yanuar mengatakan, adanya lonjakan kasus covid-19 karena banyaknya kerumunan warga di tempat-tempat umum. Jika hal tersebut terjadi, maka selain mengancam sektor kesehatan, juga akan mengancam lajur pertumbuhan ekonomi jangka menengah dan panjang. “Saya instruksikan Dinas Pariwisata untuk mengambil langkah. Bisa kolaborasi dengan Dinkes untuk melakukan tes rapid. Ini bisa dijadikan role model pemeriksaan kesehatan objek wisata di Karawang,” ungkapnya. (psn/kp/ins)