
radarkarawang.id – Persoalan yang biasa muncul saat Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) yaitu mengenai siswa titipan. Tahun ini, proses SPMB tidak boleh ada siswa titipan. Hal ini teruang melalui imbauan Gubernur Jawa barat yang dipasang seperti di SMAN 1 Karawang.
Hari pertama pembukaan SPMB, Selasa (10/6) disambut antusias orang tua siswa. Mereka sudah berkumpul di SMAN 1 Karawang sejak pukul 7.00, padahal pelayanan SPMB baru dibuka pukul 8.00. Para orang tua dan calon peserta didik terlihat bersemangat, bahkan tak sabar, untuk mendapatkan informasi seputar jalur penerimaan tahun ini.
Baca Juga : Waspada Manipulasi Nilai Rapor
“Padahal stand baru buka jam delapan, tapi orang tua dan calon siswa sudah berdatangan sejak jam tujuh. Ramai sekali, kami panitia sampai harus membagi tugas, ada yang pegang ujian semesteran, ada juga yang fokus bantu SPMB,” ungkap Ketua Panitia SPMB SMAN 1 Karawang, Nurhasanah.
Pendaftaran SPMB tahun ini terbagi menjadi dua tahap. Tahap pertama berlangsung dari 10 hingga 16 Juni, sementara tahap kedua dijadwalkan pada 24 Juni hingga 1 Juli. Meski proses SPMB berlangsung secara daring, banyak orang tua memilih datang langsung ke sekolah untuk mendapatkan informasi lebih jelas, apalagi sempat terjadi kendala teknis pada aplikasi pendaftaran.
“Awalnya memang ada error, tombol sekolah tujuan dan SPTJM sempat hilang. Tapi sekarang sudah normal,” jelas Nurhasanah.
Pihak sekolah menyediakan perangkat laptop untuk membantu proses input data, namun pengisian tetap dilakukan secara mandiri oleh calon peserta didik dan orang tua. “Kami hanya fasilitasi laptop saja, tidak membantu penginputan,” tegasnya.
Untuk tahap pertama, SMAN 1 Karawang menerima 70% dari total kuota siswa, yaitu sekitar 252 siswa dari total 360. Jalur yang tersedia meliputi domisili 35 persen, perpindahan tugas orang tua 2 persen, anak guru 3 persen, afirmasi KETM 28 persen dan anak berkebutuhan khusus 2 persen. Tahun ini, ada sejumlah pembaruan dalam proses seleksi. Selain perubahan nama dari PPDB menjadi SPMB, terdapat penambahan jalur kepemimpinan khusus untuk ketua OSIS dan ketua Pramuka tingkat SMP.
Tonton Juga : MARIE THOMAS, DOKTER PEREMPUAN PERTAMA DI INDONESIA
“Tahun ini juga ada tes terstandarisasi dari Dinas Pendidikan untuk semua jalur prestasi, termasuk rapor, kejuaraan, dan kepemimpinan,” tambah Nurhasanah.
Satu hal yang menjadi sorotan adalah spanduk bergambar tokoh Dedi Mulyadi di depan sekolah yang menegaskan “Tidak Ada Titipan”. Spanduk ini menjadi simbol komitmen transparansi dalam penerimaan siswa baru.
“Ini sangat membantu kami. Dengan adanya spanduk itu, tidak ada lagi yang berani menitip. Arahan dari kepala daerah juga tegas: tidak ada titip-titipan. Kami murni jalankan sesuai regulasi,” ujar Nurhasanah.
Meskipun sempat ada pihak yang kecewa dan marah, panitia tetap berpegang teguh pada aturan. “Kami tidak bisa kasih ‘terima beres’. Semua harus ikut prosedur,” tutupnya. (uty)