Uncategorized

Tiga Desa Masih Terendam

TAK BISA MELINTAS: Sepeda motor tak bisa melintasi jalan menuju Desa Parungsari.

Akses Utama ke Parungsari Terputus

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Banjir yang melanda beberapa desa di Kecamatan Telukjambe Barat sejak Rabu (1/1) lalu, membuat 3 akses utama menuju Desa Parungsari terputus.

Akses jalan melalui Pasirjengkol terdapat 2 perahu kayu milik warga untuk membantu masyarakat menyeberangi genangan air tersebut. Namun perahu yang biasanya hanya digunakan untuk menjala ikan itu hanya bisa mengangkut orang dan tidak bisa mengangkut sepeda motor. Akses lainnya adalah melewati jalan tanggul melalui Kampung Leuwi Asem, Desa Parungsari yang tembus ke Desa Sukamakmur, namun jalan tersebut merupakan jalan tanah merah yang becek dan sulit dilalui kendaraan.

TERENDAM: Rumah warga di Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Timur terendam banjir, Rabu (1/1). Sekitar 188 rumah terendam dengan ketinggian bervariasi, bahkan ada mencapai lebih 1 meter.

Di Desa Parungsari terdapat 2 RT yang terendam banjir, yakni RT 001 dan RT 002. Keduanya berada di wilayah RW 001 dengan ketinggian air 10-30 Cm. Sampai siang kemarin, total 20 rumah terendam di wilayah tersebut yang terdiri dari 27 kepala keluarga dengan jumlah jiwa sebanyak 78 orang. “Hanya saja dampak untuk aktivitas mereka sehari-hari itu sudah tidak bisa, akses hanya lewat tanggul, kalau musim kemarau oke tapi kalau musim hujan itu kan tanah merah gak bisa akses,” kata Irwan, anggota Satgas BPBD Kecamatan Telukjambe Barat yang bertugas di Desa Parungsari, Kamis (2/1).

Di Desa Parungsari juga biasanya terdapat beberapa titik perahu penyeberangan untuk melewati Sungai Cibeet menuju Kabupaten Bekasi. Namun karena tingginya debit air dan derasnya aliran sungai, kemarin tidak ada perahu yang beroperasi. Sementara itu debit air Kali Cidawolong yang merupakan anak sungai Cibeet terpantau mulai menyurut. Batas ketinggian yang dibuat BPBD di jembatan yang melintasi kali tersebut menunjukkan ketingian air di bawah garis kuning, pada hari sebelumnya debit air lebih tinggi yakni melampaui garis merah. “Tolak ukurnya ini, kalau ini udah gede Karangligar malah lebih gede banget. Kalau Parungsari sudah mulai surut pasti ini juga sudah mulai turun,” paparnya.

Agus Hermawan, warga RT03/01, Kampung Rancamati terpaksa cuti kerja karena 3 akses jalan yang menghubungkan desanya dengan desa lain semua terendam banjir. Tiga akses jalan tersebut adalah melalui Kampung Jati dan Tegalluhur, Desa Karangligar yang sejak Rabu (1/1) terputus. Dan akses jalan melalui Kampung Pasirjengkol, Desa Sukamakmur yang pada hari kemarin juga terendam banjir. “Kalau di Pasirjengkol airnya sampai sepinggang, di Tegalluhur malah sampai sedada,” tuturnya siang kemarin.

Agus menceritakan sebetulnya sejak hari Minggu yang lalu jalan melalui Tegalluhur dan Pasirjengkol sudah terendam, namun ketinggian air masih bisa dilalui oleh kendaraan bermotor.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Karawang Asep Wahyu mengatakan, dari beberapa titik yang dilanda banjir akibat curah hujan yang tinggi. Hingga Kamis (2/1) kemarin, hanya wilayah Telukjambe Barat yang masih terendam yaitu Desa Karanglingar, Mulyajaya, dan Mekarmulya. “Sampai tadi pagi air masih tinggi. Tapi sudah mulai berangsur surut,” kata Asep.

Evakuasi yang dilakukan oleh BPBD Karawang terhadap para korban banjir ialah dengan membuka dapur umum sejak tiga hari lalu. Korban tidak dikumpulkan pada satu titik. Melainkan di masing-masing desa. “Sebagian sudah ada yang pulang ke rumah masing-masing,” katanya.

Sementara untuk daerah Cilamaya dan empat daerah lainnya sudah surut. Dapur umum yang dibukapun akan ditutup dan diperbantukan untuk bertugas di Karanglinggar. “Untuk Cilamaya sudah surut dan dapur umum malam ini diarahkan ke Teluk Jambe Barat,” pungkasnya. (nce/cr5)

Related Articles

Back to top button