KARAWANG, RAKA – Wabah corona tidak hanya menyisakan kisah duka, tapi juga cerita bahagia bagi para pasien yang dinyatakan sembuh dari virus impor dari Tiongkok tersebut. Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mencatat, dalam tiga hari terakhir sebanyak 552 orang warga Karawang sembuh dari corona. Rinciannya, Sabtu 26 Juni sebanyak 169 orang sembuh, Minggu 27 Juni ada 203 orang sembuh, dan kemarin sebanyak 180 orang sembuh. Meski begitu jumlah kematian juga cukup mengkhawatirkan. Dalam tiga hari tercatat 116 orang meninggal.
Al (29) warga Desa Sarimulya, Kecamatan Kotabaru, mengatakan, dia berhasil selamat dari corona setelah menjalani perawat kurang lebih dua minggu. Menurutnya yang paling merepotkan saat mengalami sesak nafas. “Corona menyerang pernafasan. Kadang sesak,” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Ia melanjutkan, saat sesak, dia hanya bisa mengandalkan oksigen yang diberikan oleh perawat. Selain itu, obat gosok juga kerap dia gunakan untuk menyegarkan pernafasan. “Alhamdulillah saya bisa melewati masa sulit itu,” tuturnya.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 BNPB Alexander Ginting memprediksi kasus aktif virus corona jenis baru itu melandai pada Juli 2021. Syaratnya semua pihak bisa melaksanakan PPKM skala mikro dengan efektif. Misalnya, perkantoran pemerintah atau swasta bisa menerapkan work from home 75 persen dari jumlah pegawai, dan masyarakat menerapkan protokol kesehatan 3M. “Nanti mencapai suatu pelandaian di sekitar pertengahan Juli,” kata Alexander.
Oleh karena itu, kata dia, penting bagi pemerintah pusat terus mengingatkan masyarakat dan semua pihak tentang risiko penularan Covid-19. Dengan begitu, kata Alexander, masyarakat dan semua pihak bisa lebih menahan diri tidak berkerumun dan keluar rumah. “Makanya yang harus ditanamkan ke masyarakat ialah komunikasi risiko,” ujar dia.
Namun, Alexander mengkhawatirkan adanya agenda beberapa perayaan hari raya keagamaan dan kebudayaan. Potensi penularan Covid-19 bisa terjadi jika ada kerumunan dan masyarakat tidak mematuhi protokol kesehatan. “Kami khawatirkan bisa menimbulkan lagi kasus sedemikian rupa,” ungkap dia. (jp)