Pengamat Unsika: Modal Suara Partai Bukan Ukuran Kemenangan
KARAWANG, RAKA – Kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) Kabupaten Karawang kemungkinan besar menyajikan pertarungan tiga pasangan calon bupati dan wakil bupati. Yaitu, Cellica Nurrachadiana-Aep Syaepuloh, Ahmad Zamakhsyari-Yusni Rinjani, Yesi Karya Lianti-Adly Fairuz. Adu kuat tiga paslon tersebut juga tergambar dalam dukungan sejumlah partai politik serta modal suara dalam pemilihan legislatif 2019.
Namun, menurut dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Singaperbangsa Karawang (FISIP Unsika) Gili Argenti pertarungan dalam pilkada sangat berbeda dengan pemilihan legislatif 2019 lalu. Dalam Pilkada, ketokohan dan figuritas dari pasangan calon yang menjadi penentu keunggulan kekuatan. Menurutnya, dukungan partai politik merupakan syarat administrasi untuk mengusung pasangan calon dalam pilkada, sesuai dengan syarat kursi legislatif di DPRD Karawang. Namun demikian, kesuksesan untuk menjadi pemenang dalam pilkada berbeda dengan pemilihan legislatif.
“Dalam pilkada, dukungan partai politik memang sangat penting, meski begitu kita harus membedakan antara pilkada dan pileg 2019 lalu. Karena dalam pilkada yang bertarung ialah figuritas seorang tokoh,” kata Gilli kepada Radar Karawang, Selasa (24/8).
Dikatakan Gili, masyarakat Indonesia umumnya tidak memiliki ikatan kuat dengan partai politiknya. Hanya beberapa partai politik saja yang memiliki ikatan kuat dengan anggotanya. Untuk itu, dalam kontestasi pilkada bukan sepenuhnya pertarungan partai politik. Meski partai politik yang memperoleh banyak suara pada pileg 2019, tidak berbanding lurus dengan suara pada pilkada. Meski demikian, bagaimanapun dukungan partai politik penting, karena dia memiliki mesin politik yang bisa digerakkan untuk menjual ketokohan pasangan calon dalam pilkada.
“Umumnya masyarakat kita kan masyarakat cair dalam politik, bukan masyarakat ideologis, misalnya hanya partai politik yang terindikasi sebagai partai kader yang memiliki ikatan kuat dengan pemilihnya, dan jumlah partai kader di Indonesia bisa dihitung dengan jari,” tuturnya.
Terpenting dalam pilkada nanti, kata Gili, selain bisa menghidupkan mesin partai secara maksimal, para paslon juga harus pandai-pandai dalam membangun basis jaringan dengan masyarakat, yang umumnya masyarakat ini tidak terikat dengan partai politik.
“Istilahnya membangun jejaring non formal, dan jejaring non formal diluar struktur partai politik ini justru akan menjadi medan pertarungan, siapa yang bisa membangun jejaring informal kuat di masyarakat maka dia berpeluang diterima oleh masyarakat lebih luas,” tuturnya.
Gili juga mengatakan, dalam pilkada itu lebih kepada pertarungan figuritas dan rekam jejak tokoh, sehingga akan sedikit berbeda dengan pileg 2019 yang dibagi ketokohan figur politik per daerah pemilihan.
“Sebagai pemetaan, hasil pileg 2019 mungkin bisa dijadikan sebagai langkah awal dalam menyusun strategi tetapi kembali lagi bahwa konteksnya agak sedikit berbeda,” ujarnya.
Menurutnya, pasangan Cellica-Aep dari segi popularitas lumayan mengakar di masyarakat. Karena salah satunya merupakan pertahana, jadi sudah relatif dikenal luas masyarakat. Begitu juga dengan Ahmad Zamakhsyari-Yusni salah satunya juga petahana, jadi pasangan ini secara popularitas sudah banyak dikenal publik. Kemudian Yesi-Adly Fayrus, meski keduanya bukan petahana tatapi figur Yesi bukan orang baru dalam panggung politik, dia sudah memiliki pengalaman sebelumnya, begitu juga sosok Fayrus hampir semua publik mengenal sosoknya karena salah satu artis nasional.
“Jadi ketiga pasangan ini memiliki bekal elektoral relatif sama, meskipun berbeda tidak terlalu jauh, masing-masing sudah memiliki basis pendukung serta dikenal publik Karawang,” paparnya.
Diteruskannya, dari ketiga pasangan calon tersebut, tinggal kerja politik yang mana yang lebih serius dalam mengenalkan visi, misi dan program politiknya dalam membangun Karawang. Sehingga masyarakat Karawang selain mengenal secara popularitas figur, juga memahami visi misi dan program dari setiap pasangan calon kalau memang ketiga pasangan ini resmi ditetapkan oleh KPU nanti sebagai kandidat yang akan bertarung dalam pilkada 2020.
Sementara itu, dari seluruh partai politik pemegang kursi di DPRD Kabupaten Karawang, hanya Partai Hanura yang masih belum jelas akan berlabuh ke mana walaupun sebelumnya sempat bergabung dalam Poros Juang. Meski begitu, tiga pasangan calon yang kemungkinan besar akan bertarung dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) Karawang, sudah tidak memusingkan dukungan partai politik sebagai syarat pencalonan yang akan dibuka tanggal 4 September 2020.
Cellica Nurrachadiana dan Aep Syaepulloh yang diusung Partai Demokrat, PKS dan Partai Nasdem sudah melebihi syarat minimal. Yang kedua ialah pasangan Ahmad Zamakhsyari dan Yusni Rinjani yang diusung oleh PKB dan Partai Gerindra, sudah melebihi syarat karena memiliki 15 kursi di parlemen. Kemudian ada Yessi Karya Lianti dan Adly Fayruz yang diusung PDIP, PPP, PBB dan PAN juga sudah memenuhi syarat minimal kepemilikan kursi di parlemen yaitu 11 kursi.
Ketua DPC Hanura Karawang Ahmad Ardiansyah masih merahasiakan siapa yang akan direkom oleh partainya. Ia mengatakan, jika Hanura sudah melakukan komunikasi dan bahkan sudah bertemu dengan Yessi Karya Lianti. Namun sampai saat ini belum disebutkan siapa calon yang direkomendasikan oleh partainya.
“Saya tidak tahu. Kita masih menunggu keputusan dari DPP akan merekomendasikan siapa,” ujarnya.
Dikatakan dia, jika nanti rekom dari DPP sudah ada, ia mengusulkan rekom tersebut diberikan di kantor DPC Hanura.
“Secara struktur kami tentunya fatsun terhadap keputusan DPP. Saat ini kami belum tahu,” ucapnya yang juga menjelaskan jika di internal partainya tidak terjadi dualisme.
Sekretaris PDIP Karawang Natala Sumedha mengatakan, PDIP Karawang sudah fix mengusung Yessi dan Adly Fayruz. Recananya tanggal 28 Agustus nanti akan ada pengumuman mengenai pasangan Yessi dan Adly, tetapi pihaknya sedang komunikasi dengan DPD dan DPP.
“Karena ini bersifat serentak, masih menunggu beberapa wilayah yang ikut pilkada yang sedang diplenokan untuk bisa bersama-sama diumumkan,” ujarnya. (nce)