TPS Rawan Mencapai Ratusan
PURWAKARTA, RAKA – Dari 2.635 Tempat Pemungutan Suara (TPS) Pemilu 2019 di wilayah Kabupaten Purwakarta, terdapat ratusan TPS yang dianggap rawan dari berbagai ancaman. Hal itu disampaikan Koordinator Divisi Pengawasan dan Hubungan Antar Lembaga Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Purwakarta Oyang Este Binos. “Panitia Pengawas Desa (PPD) di wilayah Purwakarta telah melakukan pendataan TPS-TPS yang berpontesi terjadi kerawanan. Setidaknya ada beberapa aspek yang yang mengindikasikan terjadinya kerawanan di ratusan TPS tersebut,” kata Binos, kepada sejumlah awak media saat ditemui di Purwakarta, Senin (18/3).
Pemetaan TPS rawan tersebut, sambungnya, dalam rangka mengantispasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada saat dilakukan pemungutan suara pada 17 April 2019 mendatang. “Sejumlah aspek yang dianggap jadi penyebab kerawanan di tempat pemungutan suara, di antaranya geografis. Aspek ini terbagi menjadi dua, yaitu aspek terhadap akses distribusi logistik dan pemilih,” ujarnya.
Dijelaskan Binos, terdapat 42 TPS rawan yang tersebar di 8 kecamatan. Di antaranya, Kecamatan Sukasari, Wanayasa, Jatiluhur, Maniis, Cibatu, Pasawahan, Kiarapedes dan Pondoksalam. “Sementara potensi kerawanan pada akses pemilih yang datang ke TPS yakni jarak yang cukup jauh dengan pemukiman. Jumlahnya ada 19 TPS di 7 kecamatan,” katanya.
Kemudian, kata dia, dilihat dari aspek daftar pemilih tambahan dan daftar pemilih khusus yang cukup tinggi atau di atas 5 orang. Potensinya ada 59 TPS yang tersebar di 11 kecamatan. “Dilihat dari aspek DPT gemuk atau TPS yang DPT-nya di atas 280 orang, ada sekitar 793 TPS yang tersebar di 17 kecamatan,” ujarnya.
Lalu, tambahnya, ada aspek pendukung fanatik, ada sekitar 308 TPS yang tersebar di 17 kecamatan. Hal ini juga berkaitan dengan aspek domisili calon legislatif. “Dari 610 caleg, berdomisili di 231 TPS yang tersebar di 17 kecamatan,” katanya.
Ada pula aspek jaringan komunikasi (internet) yang rendah yang terdapat di 229 TPS yang tersebar di 11 kecamatan. “Selanjutnya ada aspek historis atau kejadian Pemilu sebelumnya, ada sekitar 55 TPS tersebar di 12 kecamatan. Contohnya, pernah terjadi PSU di Kecamatan Sukatani dan logistik tercecer di Kecamatan Bungursari,” ujarnya.
Selain aspek-aspek tersebut, sambung Binos, terdapat aspek lain yang berkaitan dengan penyelenggara atau KPPS. “Kami anggap terdapat kerawanan juga di TPS terkait anggota KPPS-nya masih banyak yang baru, lebih dari 4 orang,” ucapnya. (gan)