PURWAKARTA

Tugu Peluru, Tempat Pembantaian Pejuang Purwakarta

TEMPAT BERSEJARAH: Tugu peluru di Desa Cihanjawar, Kecamatan Bojong, tempat pembantaian tujuh pejuang kemerdekaan.

PURWAKARTA, RAKA – Karena bentuknya menyerupai peluru, maka tugu yang diketahui dibangun pada tahun 1980 itu, dikenal dengan sebutan tugu peluru. Pembangunan tugu peluru dilakukan untuk mengenang jasa pahlawan dalam mempertahankan kemerdekaan. Bentuknya menyerupai peluru atau amunisi senjata api. Bangunan yang terdapat di Kampung Sukajaga RT 08/03 Desa Cihanjawar, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta, itu didirikan oleh masyarakat.

Salah seorang tokoh masyarakat setempat, E Nurhayat menuturkan, keberadaan tugu peluru bukan tanpa alasan. Tugu itu dibangun untuk mengenang gugurnya 7 orang pejuang saat masa penjajahan Belanda. “Lokasi tugu peluru tersebut, merupakan lokasi di mana ada tujuh pejuang dieksekusi tentara Belanda dengan cara diberondong tembakan,” terang mantan Kades Cihanjawar tersebut, Rabu (10/11).

Sesuai tulisan yang tertera pada tugu peluru, peristiwa pembantaian tujuh pejuang tersebut terjadi pada kisaran tahun 1948 silam atau tepatnya pada peristiwa agresi militer Belanda II. Tujuh orang pejuang tersebut, diyakini merupakan warga Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta. “Tujuh orang korban keganasan Belanda yang dieksekusi di tugu peluru itu bernama, Enos Sanosi, Jamhur, Jakaria, Oji, Adung, Oha dan Arja,” ungkap Nurhayat.

Tugu peluru mulai dibangun oleh warga setempat pada tahun 1980 atau masa jabatan PJS desa Cihanjawar bernama Ruslan. Kala itu, merupakan masa di mana awal pemekaran Desa Cihanjawar dari Desa Pasanggrahan.
Seiring waktu berjalan, tugu peluru sudah beberapa kali diperbaiki atau pemeliharaan akibat sejumlah bagiannya rusak akibat faktor waktu dan cuaca.

Perbaikan dan pemeliharaan, tidak hanya dilakukan oleh warga setempat, melainkan juga dilakukan masyarakat luar seperti mahasiswa dari Jakarta yang tengah melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Cihanjawar pada tahun 2018 lalu.
“Tugu peluru itu, intinya memiliki nilai sejarah, terutama bagi masyarakat di sini. Makanya itu, tugu peluru hingga saat ini tetap dipelihara dan dijaga dan semoga generasi muda saat ini dapat mengambil hikmah di balik peristiwa gugurnya tujuh pejuang tersebut dan menghargai jasa para pahlawan,” pungkasnya. (gan)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button