Tuk, Tuk, Tuk..Isyarat Ronda Malam
JAGA MALAM: Sejumlah warga sedang jaga malam di pos ronda Desa Tegalsari, Kecamatan Purwasari.
PURWASARI, RAKA – Untuk memberikan tanda kondusifitas lingkungan, para Linmas memiliki cara tersendiri salah satunya dengan jenis pukulan kentungan pada saat giat pengamanan atau ronda malam.
Linmas Desa Tegalsari, Kasim (62) mengatakan, kentungan menjadi salah satu alat tradisional yang digunakan pada saat pengaman atau ronda malam, dengan cara memukul sehingga mengeluarkan bunyi nyaring. “Biasanya sih terbuat dari bambu atau kayu yang dibuat kosong pada bagian dalamnya. Makanya pada saat diketuk akan keluar bunyi cukup nyaring,” ucapnya kepada Radar Karawang, Rabu (26/8)
Ia menambahkan, banyak orang yang belum mengetahui setiap kentungan memiliki makna atau menggambarkan kondisi lingkungan yang terjadi pada saat itu, contohnya jika kentungan dipukul sebanyak tiga kali secara terputus-putus, maka pertanda sedang dilakukannya pos ronda malam. “Misalkan tuk-tuk-tuk dengan waktu lambat, itu tandanya lagi ada pengamanan ronda malam,” tambahnya.
Ia mengaku, selain isyarat tanda ronda malam, masih banyak jenis pukulan kentungan lainnya seperti pencurian, kebakaran sampai pembunuhan. “Kalau pencurian itu dilakukan pukulan dua kali ketukan diulang sebanyak tiga kali, kalau kebakaran itu tiga kali ketukan diulang sebanyak tiga kali, nah kalau pembunuhan itu dilakukan pukulan secara menerus tanpa henti,” akunya.
Ia juga menghimbau kepada warga untuk bisa memahami jenis ketukan tersebut, sehingga jenis pukulan yang dilakukan para petugas ronda malam bisa dipahami warga untuk tetap berhati-hati. “Kita tidak asal ketuk, kita punya aturan main meskipun hanya menggunakan alat sederhana,” pungkasnya. (mal)