Tukang Becak jadi Pemasok Air
ANGKUT AIR: Dua penjual air bersih sedang menuangkan air ke jerigen pesanan (kanan).
TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Permintaan air bersih di musim kemarau oleh warga meningkat. Itu terjadi setelah sebagian sumur warga berangsur mengering lantaran hujan tak lagi turun.
Kenyataan seperti itu dimanfaatkan para tukang becak dengan menawarkan jasa memasok air bersih ke rumah-rumah. Mereka pun ramai-ramai beralih profesi dari tukang becak menjadi pemasok air bersih.
“Sudah seminggu ini saya diminta memasok air bersih ke rumah pelanggan,” ujar Darman (54) tukang becak yang mangkal di bundaran Mercure, Desa Sukaluyu, Kecamatan Telukjambe Timur, kepada Radar Karawang, Senin (21/10).
Ia mengaku, awalnya rekan sejawatnya mendapatkan kerjaan mengangkut jerigen air bersih dari WTP atau bak penampung air di Desa Wanajaya, Kecamatan Telukjambe Barat. Ia pun diajak serta untuk bisa mengais rezeki untuk membantu warga yang membutuhkan air.
Daripada sepi, kata Darman, dia mengikuti jejak rekannya itu. Dan beruntung malah jauh lebih banyak permintaan jasa tukang becak untuk kebutuhan air bersih.
Dia menyebutkan, alih profesi sebagai pemasok air bersih saat musim kemarau, sifatnya kondisional. Penyebabnya, banyak warga sulit mendapatkan air bersih seiring keringnya sumur di rumah-rumah.
“Yang penting kami juga membantu warga untuk mendapatkan air bersih, dan kami dapat upah. Sama-sama diuntungkan,” katanya.
Hal senada dikatakan oleh Daim (43), warga Patrol, Kabupaten Subang, yang mengais rezeki menjadi pengayuh becak di Kecamatan Telukjambe Timur mengaku hal sama. Jual jasa untuk mengangkut jerigen air bersih bagi warga.
“Nunggu penumpang mah lumayan lama. Ada yang membutuhkan jasa kami, ya kami jalani. Kami pindah lokasi usaha sih, tapi kan gak jauh-jauh amat,” terangnya.
Daim menyebut, ketika kemarau tiba, para tukang becak membantu warga mendapatkan air bersih. Becak untuk mengangkut penumpang, kini difungsikan mengantar air bersih ke rumah warga yang membutuhkan.
“Jerigen yang selama enam bulan kami simpan, kini dipakai lagi untuk wadah air,” terangnya.
Joyo (44) tukang becak lain yang menjadi pemasok air bersih mengatakan, di awal kemarau, tarif jasa angkut air yang dipasok ke rumah warga masih murah. Satu jerigen air 35 liter dihargai Rp3.000. Menurutnya, setiap rit pengangkutan air berisi enam jerigen. “Harga jasa angkut air bersih akan naik jika sudah warga yang meminta air meningkat,” tandasnya.
Menurutnya, bisnis musiman ini cukup menjanjikan dibanding mengangkut penumpang. Dengan memasok air, setidaknya Rp100 ribu bisa dibawa pulang setiap hari.
Sementara jika mengangkut penumpang pendapatan per harinya tidak lebih dari Rp50 ribu. Keuntungan yang menggiurkan itu menjadikan makin banyak tukang becak yang berprofesi ganda. “Langganan kami setiap tahun hampir tidak pernah berubah. Orangnya itu-itu saja. Mereka belum berlangganan air PDAM, jadi masih membutuhkan jasa kami,” pungkasnya. (yfn)