Uncategorized

Tulang Punggung Keluarga

KUTAWALUYA, RAKA – Menjadi tulang punggung dua keluarga sekaligus memang tidak mudah. Terlebih tidak memilih pekerjaan tetap, sekalipun mesti menjadi buruh kasar asal anggota keluarganya bisa tetap hidup itupun tetap dilakukan.

Rahman (22) warga Dusun Ciligur 2 Rt 009/005, Desa Sindangmukti, Kecamatan Kutawaluya tak bisa pergi jauh dari keluarga. Bukan karena malas, namun ia menjadi satu-satunya orang yang diharapkan tenaganya untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota keluarganya. “Saya gak bisa jauh kerja, khawatir kedua orangtua dan kakak perempuan saya gak ada yang ngasih makan,” katanya kepada Radar Karawang, Minggu (18/11).

Rahman yang hanya lulusan SD menjadi tulang punggung dan penopang biaya hidup sehari-hari keluarganya. Kedua orangtua tak lagi bisa di harapkan karena terkendala faktor usia, sementara kakak perempuannya yang mengurus orangtua di rumah. Ia mengaku hanya bisa mengandalkan tenaga untuk bekerja, itu pun jika ada kerjaan, kalau tidak ia terpaksa menghabiskan waktu untuk berdiam diri. “Namanya di kampung, mau kuli juga paling di sawah,” ucapnya.

Ada juga keinginan beternak kambing, lanjut dia, tapi biaya jadi kendala selain lahan pun tidak ada. Sementara untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti makan dan minum tidak bisa diabaikan. Dengan kondisi seadanya, ia terpaksa menikmati semua kekurangan yang ia rasakan. Meskipun tiap bulan mendapatkan beras melalui program BPNT namun tetap tidak bisa mencukupi. “Kalau ada beras kita masak, paling makan sama garam doang,” jelasnya.

Rahman menambahkan, dia masih mempunyai dua adik lagi, yang satu dipungut tetangganya dan saat ini kerja di Klari, satunya masih sekolah di salahsatu SMK swasta. “Itu juga biaya dari paman,” ujarnya. (rok)

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button