300 Tumpeng di Hajat Bumi Desa Tegalsari
SYUKURAN: Sejumlah warga Desa Tegalsari, Kecamatan Cilamaya Wetan, menggelar hajat bumi.
CILAMAYA WETAN, RAKA – Mengaplikasikan rasa syukur setelah masa panen dan menjelang tanam, ribuan masyarakat Desa Tegalsari, Kecamatan Cilamaya Wetan, gelar hajar bumi atau babaritan. Menghadirkan Ki Dalang Rusmanto untuk ruwatan seni wayang kulit dari Celeng Loh Bener Kabupaten Indramayu, masyarakat ingin tradisinya terus dilaksanakan.
Dipusatkan di Makam Ki Buyut Syinduk, di komplek pemakaman umum Dusun Kebon II, RT 02/02, dengan kompak masyarakat membawa hasil buminya ke dalam acara babaritan ini. Mulai dari tumpeng dan makanan hasil bumi lainnya. Dikatakan ketua Panitia Babaritan Desa Tegalsari Udin, dalam beberapa tahun terakhir, kegiatan ini sempat tidak ada. Namun, untuk saat ini, kegiatan hajat bumi paska panen dan menjelang tanam ini kembali digelar.
Tidak disangka, lanjut Udin, antusias masyarakat yang ikut dalam kegiatan syukuran ini cukup membeludak. Bahkan, jumlah nasi tumpeng yang tersedia lebih dari 300 porsi. “Semuanya sebagai simbol dari rasa syukuran kehadirat Allah, sambil berharap semoga keberkahan selalu menyertai masyarakat tani jelang masa tandur mendatang ” katantaya.
Kades Tegalsari Awang Wibisono mengatakan, setelah ini, dia bersama panitia ingin agar kegiatan kebudayaan seperti ini terus dilestarikan. Terlebih, tradisi babaritan ini merupakan simbol menghormati jasa leluhur yang dengan ikhlas melestarikan kebudayaan, ditambah dengan mengaplikasikan rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Ia Berharap, dengan digelarnya babaritan dan pagelaran wayang Kulit Kangen Kusuma Ki Dalang Rusmanto dari Indramayu ini, masyarakat bisa lebih mendapatkan berkah dari Allah SWT, agar selama bercocok tanam, bisa lancar sampai masa panen dengan hasil yang juga berkah. (rok)