Anggota Keluarga Perempuan Jarang Mandi
KUTAWALUYA, RAKA – Masih ada ternyata warga yang pantas mendapatkan program rumah tidak layak huni di Dusun Ciligur 2, Desa Sindangmukti, Kecamatan Kutawaluya yang luput dari perhatian pemerintah desa setempat.
Ironisnya lagi, bukan cuma tidur di lantai tanah dan bangunan atap rawan ambruk diterpa angin kencang, tetapi rumah itu pun dihuni dua keluarga sekaligus. Rumah itu berdinding anyaman bambu dengan luas 10 x 8 meter dan hanya disekat dinding gedeg sebagai pemisah. Karena minimnya fasilitas antara dapur, kamar, dan ruang tamu terpaksa berada dalam satu ruangan.
Bahkan anggota keluarga wanitanya jarang mandi karena tidak adanya MCK. Untuk sekedar membersihkan badan, mereka memanfaatkan aliran air irigasi. Itupun mereka lakukan ketika hari mulai gelap. “Paling kalau maghrib saya ke irigasi, sekalian mandi dan shalat di mushola sana,” ucap Awin (57) anggota keluarga tertua di keluarga itu.
Soal tidur, terang Awin yang mengaku sudah ditinggal istrinya karena meninggal itu, ia tidur di ruang depan bersama dua anaknya. Sedang adiknya yang juga sudah berkeluarga tinggal bersama istri dan kedua anaknya di ruang belakang. “Ya gini aja, kita tidur dan masak di sini,” ujarnya kepada Radar Karawang.
Sementara ditambahkan Rahman (22) keponakan Awin yang tinggal disekatan rumah bagian belakang, meskipun sudah terbiasa namun ia merasa kasihan melihat kedua orangtuanya yang harus tinggal di rumah uwanya yang disekat. “Kalau kedua orangtua saya sama kakak saya yang perempuan di belakang, saya sendiri kadang di situ, kadang di depan,” katanya.
Berbeda dengan Awin, karena tak ada MCK, ia lebih memilih mandi di sumur milik tetangga yang tak terpakai. “Paling kalau hari mulai gelap, baru saya mandi, karena gak ada penghalangnya,” ucap Rahman.
Rahman berharap pemerintah desa maupun pemerintah kabupaten memperhatikan kondisi keluarganya. Sementara untuk kebutuhan harian, terang Rahman dia bekerja serabutan. “Kalau ada kerjaan saya kerjakan, kalau enggak ada kerjaan, paling keluarga saya makan nasi sama garam saja,” ucapnya.
Melihat kondisi tetangganya yang memprihatinkan tokoh pemuda setempat Yusuf (34) berinisiatif membantu dengan mengadirkan pihak puskesmas terlebih dahulu, karena perimbangan tempat tinggal keluarga Awin yang tidak sehat. “Kita ingin ada pemeriksaan kesehatan terlebih dulu, sebelum membantu yang lain,” tegasnya. (rok)