Uncategorized

Bertaruh Nyawa Demi Bisa Pulang

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Pelajar di Kecamatan Telukjambe Barat mendesak Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) mengadakan bus sekolah. Alasannya selain keterbatasan angkutan umum jadwal operasinya juga hanya sampai pukul 18.00 Wib, sehingga banyak siswa yang tidak terangkut sampai ke rumahnya.

Berdasarkan data yang diperoleh Radar Karawang dari tiga SMP dan 2 SMA di Telukjambe Barat jumlah siswanya keseluruhan mencapai sekitar 1.191 dari tingkat SMP dan SMA sederajat. Dari jumlah tersebut 439 diantaranya menggunakan motor sebagai alat transportasi, sedang sisanya sebanyak 752 pengguna jasa transportasi umum angkot dan ELF.

Kelima sekolah itu masing-masing SMAN 1 Telukjambe Barat 2 dan SMK Jayabeka 2 sedang tingkat SMP yakni SMPN 2 Telukjambe Barat 2, MTs Al-Khoerriyah dan SMP PGRI Telukjambe Barat. “Coba kalau diaktifkan lagi mobil jemputan pelajar, mungkin mereka tidak naik di atas mobil angkutan umum, itu semua karena aktifitas kendaraan umum di selatan cukup minim,” terang Engkos (40) warga Kampung Nyangkokot, Desa Wanajaya, Rabu (5/12).

Engkos sebagai warga peduli lalulintas di wilayah itu dimintai pendapatnya terkait sejumlah anak sekolah yang terpaksa naik di kap angkot karena takut tidak kebagian kendaraan pulang ke rumahnya. Saat ini yang melayani jalur transportasi selatan selain angkutan umum adalah kendaraan jenis Elf.

Hal sama diungkapkan Dani siswa SMP Negeri 2 Telukjambe Barat kelas VIII B dia mengaku terpaksa naik angkot karena tidak punya motor. Sering kali dia tidak kebagian angkot karena sudah ditumpangi teman-temannya. Namun demi bisa pulang ke rumah meski tahu duduk di atap angkot taruhannya nyawa tetap dia lakoni. “Saya gak mau pulang sendiri, makanya biarpun saya tahu duduk di atas angkutan taruhannya nyawa juga engga apa-apa, yang penting kita bisa pulang,” katanya.

Camat Telukjambe Barat Maman Suparman melalui Kasi Trantib Kecamatan Telukjambe Barat Ocang mengatakan sebelumnya kecamatannya memiliki truk angkutan pelajar. Tapi dia tidak tahu secara persis kenapa angkutan itu tidak dipergunakan lagi. Meskipun leading sektornya ada di Koordinator Pendidikan Sekolah Dasar dan Pendidikan Anak Usia Dini wilayah kecamatan Telukjambe Barat, namun dirinya menjelaskan perihal itu menjadi pekerjaan kecamatan.

“Coba kami akan kita lanjutkan perihal ini, tapi betul takut juga ya terjadi kecelakaan. Kadang bikin cemas warga yang lainnya juga, kami juga sama. Akan kami coba rapat dan agendakan kebutuhan kendaraan angkutan pelajar,” terangnya. (yfn)

Related Articles

Back to top button