Biaya Perangi Tikus Rp1,3 Juta
RAWAMERTA, RAKA – Bagi petani, tikus bukan binatang biasa. Mereka adalah salah satu musuh utama, karena keberadaannya merusak pertanian. Beragam cara dilakukan untuk menekan keberadaan binatang pengerat tersebut. Bahkan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit.
Ato Suwardi (55), petani Dusun Ciwelut, Desa Panyingkiran, Kecamatan Rawamerta, mengatakan, selama tiga tahun menyewa lahan pertanian, baru tahun ini padinya dirusak tikus. Hal ini membuatnya semakin banyak berada di sawah. “Mulai bulan Juli sawah sering dikontrol, setiap jam 20.00 hingga 03.00,” ungkapnya kepada Radar Karawang.
Ato mengaku sudah mengeluarkan biaya Rp1,3 juta untuk membeli obat tikus, namun sampai saat ini masih saja banyak tikus yang datang. Dia khawatir keberadaan tikus terus berlanjut, apalagi sampai merusak tanaman padinya.
“Sewa sawah 2 hektare sampai Rp15 juta, belum mompa air satu kali panen habis Rp2 juta,” pungkasnya.
Ia melanjutkan, setiap hari kurang lebih 200 tikus yang ditangkap, belum yang masuk perangkap.
“Saya buat tujuh perangkap tikus, satu perangkap bisa 17 sampai 20 tikus yang masuk,” jelasnya.
Menurutnya selama tiga tahun dirinya menyewa sawah di pinggir Sungai Senjata, Desa Panyingkiran, seluas 2 hektare, baru pertama kali diserang tikus. Sudah berbagai cara dilakukan untuk mengantisipasi datangnya tikus ke sawah, mulai dari obat bahkan pinggiran sawahnya diberi oli, namun cara yang telah dilakukan masih saja tidak efektif untuk mengusir tikus.
“Sekarang ini lagi nyoba seluruh pinggiran sawah dipasang plastik, plus sawahnya tidak kasih air,” katanya. (cr4)