Uncategorized

Buang Hajat di Jamban Helikopter

Warga Jayanegara Diberi Penyuluhan

TEMPURAN, RAKA – Tempat buang air besar (BAB) yang memanfaatkan aliran irigasi, selokan, sawah, kebun atau lainnya yang tidak pada tempatnya, masih banyak dilakukan oleh masyarakat Dusun Pulomas RT 05/03, Desa Jayanegara, Kecamatan Tempuran.

Meski dinilai tidak menyehatkan, tempat BAB yang biasa disebut helikopter itu masih menjadi primadona bagi sebagian masyarakat. Alasan efisiensi, masyarakat menilai helikopter ini lebih gampang dan murah ketimbang di WC.

Seorang warga Jayanegara Nasman (32) mengatakan, BAB di jamban yang serupa dengan helikopter itu dianggap biasa, meski kadang harus antre. Terlebih bagi masyarakat kampung, selain nyaman, helikopter ini jauh lebih murah pembiayaannya. “Kalau ada WC di dalam, gak mungkin kita BAB di luar dan di irigasi. Karena untuk membangun WC di rumah itu perlu biaya yang tak sedikit,” ujarnya.

JAMBAN HELIKOPTER: Dianggap lebih praktis dan murah, jamban helikopter banyak ditemukan di irigasi maupun saluran air di Kabupaten Karawang. Padahal, keberadaan jamban tersebut menjadi biang penyakit.

Adapun mengenai kesehatan, dia mengaku tidak banyak tahu. Hanya saja, bekas BAB itu dapat dipastikan tersebar ke tiap-tiap irigasi sebelum benar-benar hancur dan bisa mengotori lingkungan, khususnya aliran yang telah dibuatkan helikopter tersebut.

Untuk mengantisipasi hal itu agar tidak berkepanjangan, program Buang Air Besar Sembarangan (BABS) terus digalakkan di Tempuran, melalui petugas Kesehatan Lingkungan (Kesling) Puskesmas Tempuran. Mereka menyasar 20 warga sebagai peserta Pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Menurut petugas Kesling Puskesmas Tempuran Amirin Bukhori, pemicuan STBM digelar di Dusun Pulomas RT 05/03 Desa Jayanegara. Dalam kegiatan tersebut, pihaknya menghadirkan 20 warga untuk sosialisasi pemetaan dan metode lokasi yang biasa jadi sasaran BAB Sembarangan, seperti kebun, sawah dan saluran irigasi.

Melalui game dan sosialiasasi ancaman penyakit, lanjut Amirin, masyarakat disarankan agar bisa membangun fasilitas MCK, seperti septitank secara swadaya tanpa harus menunggu bantuan dari pemerintah. “Kita kemas pemicuan ini dengan pemetaan dusun dan games, agar masyarakat semakin tersadarkan pentingnya fasilitas MCK bagi kesehatan dan sanitasinya,” pungkasnya. (rok)

Related Articles

Back to top button