Dewan Diserang Pengajuan Warga
RAPAT : Anggota DPRD Karawang saat mengisi rapat di Telagasari.
TELAGASARI, RAKA – Beberapa fenomena tentang rentannya dunia pendidikan akhir-akhir ini menjadi cambukan pedas bagi pemangku kebijakan. Terakhir, kasus ambruknya gedung sekolah dasar di Karawang Kulon dinilai sangat memprihatinkan.
Selain itu, dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat desa maupun kecamatan, perihal kebutuhan tentang pendidikan ini jarang sekali di bahas. Bahkan, hampir tak pernah lirik sama sekali.
Berangkat dari keprihatinan tetsebut, Anggota DPRD dari PBB Muya Safari menggelar resesnya di lingkungan Koorwilcambidik Telagsari untuk menampung aspirasi beberapa keluhan kepala sekolah mengenai gedung sekolah yang rapuh, kurangnya MCK serta pemagaran. “Kita lebih memilih reses di dunia pendidikan itu, karena jarang sekali rekan-rekannya sesama anggota DPRD yang memperhatikan sarana pendidikan,” ujarnya.
Padahal, pentingnya sarana pendidikan ini sangat dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Bahkan, dari beberapa kepala sekolah yang hadir saat ini. Sebelum menjadi kepala sekolah, dapat dipastikan mereka ini melewati fase sekolah di sekolah dasar. Sementara, buktinya pendidikan tingkat SD seperti kurang disentuh. “Karena lebih banyak kepada infrastruktur desa, kita akan fokus di dunia pendidikan,” terangnya.
Di sisi lain, dunia pendidikan memang kompleks masalahnya. Di luar urusan kurikulum dan honorer, sarana infrastruktur di lembaga-lembaga pendidikan masih belum layak sepenuhnya. Selain minim perhatian diajuan Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), infrastruktur pendidikan juga cukup menjadi perhatian yang serius.
Buktinya, saat Dewan PBB ini menawarkan tiga titik dari aspirasinya buat sarana pendidikan di Kecamatan itu, peserta forum reses yang terdiri dari para Kepsek SD tersebut meminta 12 ajuan sekaligus. “Kita awalnya siap garap aspirasi buat sarana kaya rehabilitasi ruang kelas, MCK Sekolah dan pemagaran, tapi peserta reses yang mengajukan ada sampai 12 titik di berbagai lembaga pendidikannya. Ini bukti bahwa sarana pendidikan kita, memang masih kurang optimal,” pungkasnya. (rok)