Uncategorized

Diduga Cemari Lingkungan, Pabrik Sabun Disegel

KLARI, RAKA – Lagi, Kepolisian Resor Karawang menyegel instalasi pengolahan limbah (IPAL) cair perusahaan. Kali ini persusahaan yang dipasang garis polisi itu adalah PT K2 Industries, pabrik yang memproduksi bahan baku sabun di Desa Duren, Kecamatan Klari.
“Hari ini (kemarin) kami menyegel Ipal PT K2 Industries. Perusahaan ini diduga membuang limbah tanpa diolah dan langsung dialirkan ke saluran irigasi sekitar pabrik,” kata Kapolres Karawang AKBP Slamet Waloya, di lokasi penyegelan, Selasa (20/11).

Ia emenyampaikan, limbah PT K2 Induatries dinilai telah mencemari lingkungan. Bahkan limbah tersebut sangat berbahaya bagi manusia termasuk pertanian serkitar. Hal itu biasa dirasakan dari aroma limbah yang bau busuk. “Warga yang menghirup bau limbah dalam waktu lama, pasti akan merasakan pusing dan mual-mual,” ujarnya.

Disebutkan juga, selain memasang garis polisi di sekeliling Ipal PT K2 Industries, polisi juga telah memeriksa empat orang saksi yang semuanya karyawan perusahaan. “Empat saksi telah kami periksa. Jika terbukti bersalah, mereka akan dijerat Pasal 104 Undang-undang tentang Lingkungan Hidup dengan ancaman kurungan penjara maksimal 3 tahun penjara,” terangnya.

Kepala Seksi Penyelesaian Pengaduan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang Kiki Jatnika menyampaikan, pengambilan sampel sudah dilakukan, kemudian pihaknya akan melakukan pengujian di laboratorium. “Sampel limbah telah diserahkan ke labiratorium untuk diteliti. Kami tinggal menunggu hasilnya selama 14 hari kerja,” bebernya.

Menurutnya, perusahaan tersebut sebelumnya telah dijatuhi sanksi administrasi karena tidak memiliki IPAL. Maka langkah yang dilakukan oleh DLHK sudah sesuai prosedur. “Sanksi tersebut (administrasi) tidak membuat pengelola pabrik jera, sehingga kesalahan serupa terulang lagi,” jelasnya.

Sementara itu General Affair PT K2 Industries Mursid menyebutkan, limbah pabriknya mengalir ke saluran irigasi akibat adanya kesalahan koordinasi operator limbah. “Ini memang ada kesalahan ketika pergantian sift 1 dengan sift 2. Ada kesalahan teknis, sehingga limbah langsung dibuang ke media lingkungan,” katanya. (zie)

Related Articles

Back to top button