Uncategorized

Disurvei, Sembako Tetap Mahal

PURWAKARTA, RAKA – Kenaikan harga sembako tidak hanya dikeluhkan konsumen dari kalangan rumah tangga. Kenaikan harga sembako juga dikeluhkan para pedagang. Pendapatan mereka berkurang lantaran menurunnya daya pembeli masyarakat.
Salah seorang pedagang sembako di Pasar Rebu Purwakarta Aep Saepudin mengatakan, harga beberapa jenis sembako mengalami kenaikan seperti gula pasir, minyak goreng dan terigu.
Diakuinya, kenaikan harga banyak dikeluhkan para konsumen karena sangat membebani. Mereka terpaksa harus mengeluarkan nominal lebih dibandingkan sebelumnya. Ada juga yang mengurangi jumlah pembeliannya.
“Harga minyak goreng kemasan sekarang dikisaran Rp39.000 sampai Rp40.000, naik dari sebelumnya Rp34.000 per dua liter. Terigu Rp8.000 naik menjadi Rp10.000, sementara gula pasir dari sebelumnya Rp13.000 naik menjadi Rp14.500 per kilogram,” ujarnya.
Ia menyebut, dari ketiga jenis sembako itu kenaikan paling signifkan dialami minyak goreng kemasan yang sudah berlangsung sejak lama.
Bahkan, ia tidak bisa menjual minyak goreng sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan pemerintah yakni Rp14.000 per liter. Alasannya, karena harga belinya juga tinggi sehingga berdampak pada penjualan kepada para konsumen.
“Minyak goreng dengan daya jual sesuai HET ada, tapi sedikit. Kalau habis saya membeli ke yang lain dengan harga lebih tinggi. Kemana sih minyak goreng ini, kok bisa seperti ini,” imbuhnya.
Aep pun menyarankan agar pendistribusian minyak goreng dari pabrik langsung ke pedagang. Sehingga ada pemangkasan pendistribusian dan harga jual minyak goreng diyakini akan lebih murah. “Kalau ada penimbunan, hukum harus ditegakan,” kata dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi II Bidang Komunikasi dan Edukasi Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) Firman Turmantara mengatakan, ada empat komoditi yang harus diperhatikan oleh pemerintah, yakni minyak goreng, daging sapi, gula dan terigu. “Keempat komoditi ini mereka minta pemerintah agar diperhatikan, jujur saya mendengarnya sedih ya,” ujarnya, saat memantau harga sembako di Pasar Rebo Purwakarta, Kamis (10/3).
Firman mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya akan membuat surat rekomendasi setelah sebelumnya diplenokan terlebih dulu karena BPKN RI merupakan lembaga negara. “Keluhan-keluhan dari pedagang itu nanti akan kita sampaikan kepada pemerintah setelah diplenokan,” ujarnya. (gan)

Related Articles

Back to top button