Dua Hari Digembleng Jadi Pemimpin
JATISARI, RAKA – Kegiatan belajar mengajar reguler tidak cukup untuk menumbuhkan karakter kepemimpinan siswa. Agar lebih terasah, OSIS SMAN 1 Jatisari menyelenggarakan kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS), sejak Sabtu (6/10) sampai Minggu (7/10).
Tsaniya Barrani Faza, ketua OSIS SMAN 1 Jatisari menyampaikan, kegiatan yang diikuti oleh pengurus OSIS, para ketua ekskul dan semua ketua kelas ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun. Kegiatan tersebut merupakan salah satu program OSIS untuk melatih dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan. “Intinya untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan. Pesertanya ada 95 orang dari ketua kelas, ketua ekskul dan pengurus OSIS kelas X dan XI,” kata Tsaniya, Minggu (7/10).
Rangkaian dalam kegiatan tersebut, kata dia, ialah pemberian materi serta kegiatan outbond yang lebih menitikberatkan kerjasama kelompok dan keorganisasian. “Ada materi leadership, paradigma organisasi dan mental atitude. Selain itu juga ada kegiatan outbond dan games-games seru lainnya,” ungkapnya.
Sementara itu, Eka Yuda Prasetya, wakasek Kesiswaan SMAN 1 Jatisari mengatakan, kegiatan LDKS merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap tahun. Namun dalam LDKS tahun ini, ada sedikit perbedaan jika dibandikan dengan tahun-tahun sebelumnya. “Bedanya sekarang itu siswa harus menginap. Itu bertujuan untuk melatih mental juga. Kemudian para pemateri juga bukan dari sekolah. Melainkan aktivis yang memang berkompeten di bidang itu,” ujarnya.
Selain itu, kata Eka, kegiatan outbond yang diadakan juga tidak hanya sebatas untuk menghilangkan kejenuhan dari para peserta. Tetapi untuk mempraktekan apa yang sudah disampaikan oleh pemateri. Diantaranya mempraktekan kerjasama kelompok dan jiwa kepemimpinan para peserta. “Biasanya kan outbond itu diadakan untuk seru-seruan aja biar gak jenuh. Kalau sekarang outbond lebih kepengaplikasian dari materi,” ungkapnya.
Ia berharap, melalui kegiatan LDKS ini, peserta dapat memiliki keterampilan dan pemahaman tentang keorganisasian dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan. “Minimal mereka tahu bagaimana seharusnya sikap menjadi seorang pemimpin, misalnya dalam organisasi sekolah yaitu OSIS. Kemudian tumbuh juga karakter kerjasama tim dalam mencapai tujuan organisasi,” pungkasnya. (cr2)