Dua Nelayan Nyaris Tewas
DIHANTAM OMBAK : Perahu milik nelayan terlihat terendam di tengah laut. Kondisi itu terjadi setelah sebelumnya dihantam ombak.
Dihantam Ombak Setinggi 5 Meter
TEMPURAN, RAKA – Memaksa melaut karena paceklik, dua nelayan Ciparage, Kecamatan Tempuran hampir tewas digulung ombak setinggi lima meter, Sabtu (21/2).
Menurut Pokmaswas Ciparage Taryudi, nelayan bukan tidak tahu bahaya Angin Barat yang cukup besar dan membahayan, karena ia sendiri sering memberitahukan informasi dari Polsus maupun BMKG.
Hanya saja, nelayan terpaksa berangkat melaut karena keadaan ekonomi paceklik. Terlebih, dalam 2 bulan 20 hari terakhir ini, khsusunya selama datangnya musim angin muson barat, nelayan dipaksa tidak bisa beraktivitas oleh cuaca yang mengganas.
Sementara musim-musim sebelumnya, masyarakat sudah direpotkan dengan adanya limbah Pertamina ONWJ dengan Oil Spillnya. “Kalau musim paceklik gini, biasanya nelayan itu minjem modal atau jual sesuatu hasil tangkap mereka pada musim sebelumnya. Sementara dimusim sebelumnya, nelayan juga mengalami penurunan daya tangkap akibat limbah Oil Spill. Gimana gak kerepotan para nelayan coba?” tanya Taryudi.
Menurutnya, kalau saja kompensasi sudah cair, ia rasa nelayan gak bakalan maksa melaut setelah melihat ombak besar. Karena mereka pun menghitung dan menyesuaikan risiko yang ada.
Apalagi nelayan seperti Pak Arta, ia rela menjual rumahnya untuk memiliki perahu yang layak untuk digunakan melaut. Diharapkan bisa menjadi ladang usaha untuk membiayai keluarganya. Sementara harapannya sirna, setelah perahunya hancur dihantam ombak. “Sampai-sampai jual rumah buat beli perahu. Eh perahunya ancur,” keluh Taryudi.
Musim paceklik seperti sekarang ini, lanjut Taryudi, nelayan tidak lagi banyak berharap selain menunggu kompensasi. Karena lahan usaha mereka sedang tidak bisa diajak damai. (rok)