Gaduh Ojek di Cikampek
CIKAMPEK, RAKA – Ratusan anggota dari berbagai komunitas ojek online (Ojol) ramai-ramai mendatangi Mapolsek Cikampek, Rabu (13/3).
Kedatangan mereka ke Polsek Cikampek merupakan bentuk solidaritas, karena mendengar ada salah satu rekannya dipukuli oleh ojek pangkalan (Opang) di Stasiun Cikampek. “Kita dari semua komunitas ojol se Cikampek, Karawang dan Purwakarta ke sini karena ada teman kami yang dipukul sama opang. Ini bentuk solidaritas kami,” kata Bagus Iman, ketua Komunitas Ojol Cikampek kepada Radar Karawang.
Dikatakan Bagus, kejadian tersebut kerap dialami oleh para ojol yang hendak menarik penumpang di sekitaran Stasiun Cikampek. Adanya kejadian tersebut, pihaknya telah dimediasi dan membuat kesepakatan dengan para opang. Ada beberapa poin yang sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak, salah satunya ialah larangan bagi ojol untuk berada dan diam di pangkalan ojek stasiun. Hal itu untuk menghindari hal serupa yang menimpa anggotanya.
Kemudian ada juga poin lain, yaitu jika hendak narik penumpang di pangkalan, ojol harus memberikan kompensasi sebesar Rp2000 kepada opang, dengan biaya dibebankan kepada penumpang. “Sebelumnya gak ada kesepakatan. Kita kucing-kucingan saja. Tapi gak sampai ada benturan fisik. Paling ditegur sama opang,” katanya.
Muslih Jaelani, seorang pengojek online mengatakan, dirinya juga pernah mendapat masalah dengan opang di Stasiun Cikampek. Ia diberhentikan oleh opang saat menarik penumpang. “Saya juga pernah waktu itu diberhentikan terus diambil kunci motornya. Tapi diambil lagi sama ketua saya,” katanya.
Seorang pengojek online lain, Muhammad Darul Rabani juga mengatakan, gesekan antara ojol dan opang sudah sering terjadi di Cikampek. Namun sebelumnya tidak ada yang sampai terjadi pemukulan terhadap ojol. “Ini kejadian yang ke empat kalinya. Tapi yang sampai penganiayaan secara fisik baru sekarang,” ujarnya.
Ucu Suherman, pengojek online yang menjadi korban menceritakan, kejadian pemukulan terhadap dirinya berawal saat ada pesanan dari penumpang yang masuk melalui aplikasi ojolnya. Padahal, dia sudah meminta kepada customer untuk tidak naik di sekitaran stasiun. “Saya sudah minta ke customer jangan naik di stasiun. Makanya saya jemput di gang dekat Klinik Puri Asih,” kata Ucu.
Saat sedang membawa customernya, lanjut Ucu, tiba-tiba dia dikejar dan ditarik oleh seorang opang hingga terjatuh bersama dengan penumpangnya. Setelah terjatuh, dia dipukul di bagian kepala. Akibat dari kejadian tersebut, Ucu terpaksa harus merasakan sakit di bagian kakinya karena tertimpa oleh motor. “Saya ditarik langsung jatuh. Kemudian ada yang mukul pakai helm ke bagian kepala. Kalau kaki sakit karena ketiban motor,” katanya.
Sementara, Ujang Kohar, opang di Stasiun Cikampek mengatakan, dia tidak menampik jika sebelumnya memang kerap terjadi perselisihan paham antara opang dan ojol. Hal itu disebabkan karena kekhawatiran para opang yang kehabisan penumpang oleh ojol. “Emang sering ada cekcok salah paham. Ya karena emosi sih intinya,” ujar Ujang usai mediasi di Polsek Cikampek.
Ujang juga menyampaikan, sebenarnya dia merasa keberataan dengan adanya ojol. Karena pendapatan nya bisa berkurang. Namun karena sudah menjadi kesepakatan, maka dia harus menyepakati hal tersebut. “Sebenarnya ya keberatan. Tapi mau gimana lagi kalau sudah aturannya begitu. Zaman juga sudah semakin maju,” ungkapnya. (nce)