Guru SMAN 1 Lemahabang Diajar Kurtilas
LEMAHABANG WADAS, RAKA – Saat para siswa mengikuti class meeting sambil menunggu pembagian rapor. Sebanyak 50 guru dan TU SMAN 1 Lemahabang mengikuti kegiatan In House Training (IHT), Senin (10/12). Kegiatan ini untuk meningkatkan kualitas guru dan pembinaan karakter siswa.
Kepala SMAN 1 Lemahabang Lilis Saidah mengatakan, IHT merupakan program peningkatan kualitas guru dan pembinaan karakter siswa berupa ESQ, disamping juga penyusunan program Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) tahun 2019 melalui saran dan masukan rencana kegiatannya. Sebab, IHT kali ini digelar di triwulan akhir tahun 2018 yang diikuti semua guru dan TU di SMAN 1 Lemahabang. Diharapkan sebut Lilis, melalui kegiatan ini bisa lebih meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. “Jadi jangan teori saja, karena kurtilas (kurikulum 2013) diarahkan jadi konsep, sehingga harus lebih baik aplikasinya,” katanya kepada Radar Karawang.
Narasumber IHT, Dirgantara Wicaksono mengatakan, karena temanya adalah kurtilas revisi scientific approach, maka yang dia sampaikan adalah kaitan proses penerapan kurtilas dan penelitian ilmiah. “Dengan kurtilas sebenarnya memperkuat guru-guru dalam aplikasinya, karena pembelajaran saat ini punya tantangan besar kedepan dalam menghasilkan para lulusan yang produktif,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, apalagi yang dihadapi saat ini adalah likuid sosiologi dan kebebasan revolusi industri, sehingga harus ada aplikasi konsep kurtilas yang tersampaikan tantangannya. Salah satunya karakter, dimana guru tidak menjadikan siswa objek saja, tapi harus bisa jadi subjek yang terpartisipasi motivasi pembelajarannya. Sehingga para siswa lebih kritis dan kreatif, apalagi dalam rangka mensukseskan bonus demografi. “Jadi kita arahkan agar bisa dimaksimalkan potensi sumberdaya dan enterpreneur, yang mendukung generasi produktif,” katanya.
Dirgantara menambahkan, metode penyampaian dengan dialog interaktif dan terapkan model-model penerapan aplikasi, tentunya melalui mengumpulkan informasi, menanyakan, mengkomunikasikan, menawar dan membuat jejaring. Sehingga output dari IHT ini bisa terus diterapkan terutama realisasi kurtilas secara holistik dan tidak sermonial. Tapi dengan model tersusun dengan baik, dalam hal perencanaan pembelajaran yang matang. “Jangan lagi ada guru paste di internet, tapi harus bisa membuat sesuai dengan analisisnya,” tuturnya. (rud)