Honor Guru Ngaji Bisa Hangus
CILAMAYA WETAN, RAKA – Sejak diberlakukannya sistem informasi kesejahteraan rakyat (Sim Kesra), guru ngaji maupun amil tidak begitu saja bisa mendapatkan honor tahunan.
Mereka harus terlebih dulu diinput datanya menggunakan aplikasi Sim Kesra oleh operator desa, jika terverifikasi tinggal menunggu honor yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang. Tapi jika belum terinput hingga bulan April 2019, maka guru ngaji dan amil tersebut tidak bisa mendapatkan honor.
Itulah mengapa Kasie Kesos Kecamatan Cilamaya Wetan Amir mengatakan jumlah penerima honor tersebut bisa bertambah atau berkurang. Karena tergantung dari jumlah guru ngaji dan amil yang terinput ke Sim Kesra. “Kecamatan cuma verifikasi saja. Bertambah atau berkurang, bagaimana sistem yang diinput desa,” ujar Amir kepada Radar Karawang, kemarin.
Ia melanjutkan, berkaca tahun lalu yang masih menggunakan sistem manaul, ada 205 guru ngaji dan 44 orang amil yang menerima honor tahunan. Sedangkan tahun ini dia belum bisa memastikan berapa jumlah penerimanya. Meski begitu, Amir mengatakan penginputan data guru ngaji dan amil akan memudahkan operator desa dikemudian hari. Karena tidak akan terjadi akun ganda. “Jadi yang pertama diinput itu NIK (nomor induk kependudukan) guru ngaji dan amil. Jika ada yang sudah menerima bantuan lain, bisa langsung diketahui,” katanya.
Kaur Kesra Desa Cikarang Kecamatan Cilamaya Wetan Nata Sukanta mengatakan, penginputan data ajuan guru ngaji dan amil menggunakan aplikasi Sim Kesra dibatasi sampai April mendatang. Sejauh ini para operator masih kesulitan pendataan manual, karena selain guru ngaji diwajibkan memiliki email, mereka juga harus melampirkan SK dalam format. “Kalau amil kan dapat SK dari desa. Sedangkan guru ngaji darimana dapat SK nya. Akhirnya setelah kami input terjadi penolakan. Sistem lampirannya juga membingungkan,” ujar Nata.
Ia melanjutkan, sebelum diinput, guru ngaji harus difoto dulu olehnya saat magrib atau memulai pengajian. Karena dalam isian formatnya, ada lampiran minimal lima gambar kegiatan guru ngaji. Mulai pengajian, jumlah santri, status dan lainnya. Begitupun dengan amil, aktivitasnya juga harus dilampirkan dalam data, seperti saat pemulasaraan jenazah dan lainnya. “Kita datang dulu ke rumah guru ngaji, aktivitasnya kita foto karena dijadikan lampiran. Begitupun kalau belum punya email, ya kita buatkan. Semuanya itu agar sempurna isiannya, ” ujarnya.(rud)