Jadikan Sampah Sumber Pendapatan Warga
KLARI, RAKA – Setiap warga diminta untuk bisa mengelola dan memanfaatkan limbah rumah tangga sebaik mungkin. Untuk bisa menghasilkan nilai ekonomis dari sampah, salah satu langkahnya adalah dengan melakukan ternak magot atau lalat.
Solahudin, salah satu kader lingkungan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Karawang mengatakan, permasalahan sampah tidak akan pernah ada ujungnya jika tidak dikelola dengan baik, bahkan dampaknya akan mempengaruhi kesehatan lingkungan dan berdampak pada kesehatan manusia. Makan dari itu, harus ada cara untuk mengelola sampah apa lagi bisa menghasilkan nilai ekonomis dari sampah tersebut. “Sampah harus dikelola, apa lagi bisa jadi pendapatan ekonomis,” ucap Solahudin, saat rapat minggon, Selasa (15/1).
Solahudin menambahkan, ada dua jenis sampah yang dihasilkan dari rumah tangga yaitu sampah organik dan non organik, dari sampah jenis tersebut hanya sampah jenis non organik saja yang hari ini ramai untuk di daur ulang, sehingga menghasilkan nilai ekonomis, sedangkan sampah jenis organik jarang dikelola dan dibiarkan membusuk sehingga menimbulkan bau tak sedap. Maka dari itu, ada pengelolaan khusus dari sampah jenis organik tersebut yaitu dengan cara budi daya lalat yang bisa menghasilkan magot. “Banyak manfaat kok dari magot tersebut,” tambahnya.
Masih dikatakan Solahudin, cara pengelolaan sampah organik tersebut dengan cara memisahkan sampah jenis organik di satu tong sampah, setelah itu biarkan lalat masuk untuk berkembangbiak dan melahirkan magot, maka magot itu yang memakan sampah organik tersebut. Selain itu, magot bisa digunakan untuk pakan ikan dan unggas seperti bebek, magot sangat baik jika digunakan untuk pakan unggas seperti bebek, karena bisa menghasilkan kualitas telur yang lebih baik. “Telurnya akan lebih baik, kuning telurnya bisa kuning pekat, karena kandungan nutrisi pada magot tersebut,” paparnya.
Solahudin berharap, pengelolaan sampah jenis organik bisa dilakukan di setiap rumah tangga, sehingga sampah tidak busuk dan bisa menimbulkan bau tak sedap. “Semoga bisa berjalan di wilayah Kecamatan Klari, dan bisa menambah pendapatan ekonomis,” tegasnya.
Asip Suhenda, Kasi Kesos Kecamatan Klari menambahkan, semoga hal tersebut bisa menjadi solusi untuk masyarakat, pihak desa yang hadir pada saat rapat minggon bisa mensosialisasikan lagi kepada warganya agar masyarakat bisa mengelola sampah dengan mandiri dan bisa menghasilkan nilai ekonomis. “Soalnya magot itu bisa dijual ke kios atau kepada peternak ikan lele,” pungkasnya. (cr3)