Uncategorized

Jembatan Unsika Sudah Bisa Dilewati

BISA DILINTASI: Jembatan Unsika yang menelan biaya Rp1,6 miliar dari APBD Kabupaten Karawang sudah bisa dilintasi setelah diresmikan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.

TELUKJAMBE TIMUR, RAKA – Setelah beberapa bulan dilakukan pembangunan, jembatan di Jalan H.S. Ronggowaluyo, Kecamatan Telukjambe Timur, akhirnya sudah bisa dilewati kendaraan. Peresmikan jembatan tersebut dilaksanakan Jumat (27/12), sekaligus juga meresmikan jembatan BTB II di Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel.

Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Karawang Asep Hazar melaporkan anggaran yang digelontorkan untuk jembatan yang dinamai Jembatan Unsika sebesar Rp1,6 miliar dari APBD Kabupaten Karawang. Sedangkan jembatan BTB II Mulyasari menghabiskan dana sebesar Rp20,4 miliar dengan rincian Rp4,9 miliar pada tahap 1 dan Rp14,5 miliar pada tahap 2, bersumber dari APBD Karawang tahun 2018, serta Rp973 juta pada tahap ketiga bersumber dari APBD tahun 2019. “Dibangunnya jembatan tersebut untuk memberi kemudahan akses bagi masyarakat, terutama mahasiswa yang ada di wilayah Telukjambe Timur,” ungkapnya kepada Radar Karawang.

Sekda Karawang Acep Jamhuri mengatakan, jembatan sebelumnya dinilai rawan kecelakaan dan juga minim penerangan. Selain itu di sekitaran jembatan juga kerap dijadikan tempat pembuangan sampah. Adapun jembatan yang baru ini lebih lebar dan dilengkapi railling sehingga masyarakat yang melintas akan lebih aman. Ia menghimbau masyarakat agar tidak kembali membuang sampah di sekitaran jembatan baru yang sudah rapih. “Dan nanti akan ada penerangan jalan umumnya, itu juga sudah ada,” ucapnya.

Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana menanggapi komentar masyarakat di sosial media, yang selalu mempertanyakan waktu peresmian Jembatan Unsika. Menurutnya, proses kurang lebih tiga bulan membangun jembatan tersebut adalah waktu yang cukup singkat, dengan tetap memperhatikan berbagai aspek penting studi kelayakan dan keamanan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya. “Mambangun jembatan itu bukan kayak bikin kue, ini perlu waktu yang lama,” ujarnya.

Mengenai Jembatan BTB II Mulyasari, dia mengakui memang memakan biaya yang cukup besar, karen itu diresmikannya dua jumbatan pada pagi kemarin dapat menjadi representasi pembangunan untuk masyarakat Karawang. Terkait pembangunan infrastruktur memang menjadi hal yang selalu diperhatikan oleh masyarakat. Tentunya ini menjadi tugas berat bagi PUPR, karena dalam lima tahun terakhir banyak membenahi jalan yang selama ini tidak tersentuh oleh Pemkab Karawang. Ia juga berharap masyarakat Karawang khususnya mahasiswa, dapat merasakan manfaat dari pembangunan Jembatan Unsika. “Dan juga (masyarakat) yang ada di wilayah Mulyasari, Ciampel dan sekitanya,” tuturnya.

Selain dua jembatan ini, masih ada beberapa jembatan lainnya yang tengah dibangun oleh Pemkab Karawang, diantaranya Jembatan Walahar dan Jembatan Rumambe yang mendapat bantuan dana dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Hal ini menjadi salah satu target capaian rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) bupati dan wakil bupati Karawang di periode 2016-2021. “Semoga juga dapat terselesaikan sebelum kami mempertanggungjawabkan kepemimpinan kami. Kalau kita lihat sih sekitar 70 persen dan insya Allah akan selesai di tahun 2020,” terangnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button