Uncategorized

Kades Terpilih Ditantang Kalahkan Bank Emok

KUTAWALUYA, RAKA – Kepala desa terpilih ditantang untuk mengalahkan ‘bank emok’ dengan memanfaatkan Bumdes. Badan Usaha Milik Desa ini dianggap akan menjadi ampuh untuk mempersempit ruang gerak bank emok di desa-desa.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua 1 DPRD Karawang Sri Rahayu Agustina, Minggu (11/11). “Ini pekerjaan rumah bagi kepala desa terpilih untuk bisa mengalahkan ‘bank emok dengan cara membenahi Bumdes,” tandas Sri saat melakukan monitoring Pilkades di Desa Mulyajaya.

Sri mengatakan badan usaha milik desa itu berpotensi besar guna meningkatkan tarap perekonomian masyarakat pedesaan. Cara yang ditawarkan dengan melibatkan langsung masyarakat sebagai nasabah Bundes. Salah satunya dengan cara mengoptimalkan lapangan pekerjaan yang ada di desa. Seperti usaha rumahan, baik kerajinan maupun pengananan.

Bukan cuma potensi masyarakat, Sri juga menyinggung soal program simpan pinjam yang di jalankan Bundes. “Pengelolaan simpan pinjam di Bumdes patut digiatkan dan dibenahi secara profesional. Itu bisa jadi senjata ampuh untuk mematahkan sepak terjang bank emok,” ucap Sri.

Untuk itu Sri kembali mengingatkan agar kepala desa terpilih di 67 desa yang saat ini sedang melangsung pilkades dapat menggali potensi desanya masing-masing melalui Bumdes, khususnya dalam mengelola simpan pinjam. “Kades terpilih harus bisa membenahi Bumdes,” ujar Sri.

Sri menilai masyarakat harus diselamatkan dari jeratan bank emok, dan itu menjadi pekerjaan rumah para kades terpilih. Karena, menurut Sri, pembinaan bundes dan program simpan pinjamnya penting dioptimal, agar masyarakat tidak kelimpungan lagi mencari bank emok saat membutuhkan biaya. “Tujuannya pembenahan Bumdes itu untuk memberantas bank emok,” tandas Sri lagi.

Pembenahan Bumdes itu adalah pilihan. Jika pihak desa melalui Bumdes merasa kesulitan dalam mengelola dana simpan pinjam, lanjut wanita yang aktif di Fraksi Golkar tersebut, tidak ada salahnya mengadopsi sistem bank emok. “Bila perlu lakukan seperti bank emok, jemput bola tapi tidak memaksa dan tidak ada sistem tanggung renteng,” terang dia. (rok)

Related Articles

Back to top button