KLARI, RAKA – Mencegah bolos kerja dan mendeteksi kinerja para guru, beragam aplikasi mulai di luncurkan. Jika di tingkat SD dan SMP ada aplikasi Sistem Informasi Absensi Pegawai (SIAP) dan Finger print, baru-baru ini, di tingkat SMK di berlakukan aplikasi Kinerja Mobil (Kimob) dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Selain jadi aplikasi absensi guru, Kimob juga berfungsi untuk memberikan penilaian terhadap kinerja guru SMK.
Unang Suryawan, Kepala SMKN 2 Klari mengatakan, setiap tenaga Pengajar yang sudah berstatus PNS, diwajibkan menggunakan aplikasi Kimob. Aplikasi ini, terdapat beberapa pilihan, mulai dari absensi, penilaian kinerja, Izin dan lainya.” Sekarang diberlakukan pakai aplikasi Kimob, banyak sih fungsinya, salah satunya absensi, dan itu hanya berlaku untuk guru yang sudah berstatus PNS,” ucap Unang kepada Radar Karawang, Jumat (15/3).
Unang menambahkan, aplikasi tersebut bertujuan untuk memantau kinerja setiap guru dalam melakukan proses mengajar, contohnya dalam absensi, karena absensi di aplikasi ini cukup dengan foto selfi yang harus di upload aplikasi tersebut. “Jadi absenya nanti harus selfi di sekolah, ketahuan tuh datangnya jam berapa,” tambahnya.
Selain itu, ada beberapa kolom lain dalam aplikasi ini, seperti pemberian penilaian, contohnya, seperti kepala sekolah yang memberikan penilaian kepada guru, sehingga dapat dilihat langsung oleh pemerintah provinsi. “Bisa dilihat langsung oleh pihak pemerintah provinsi untuk penilaian kinerja seorang guru,” paparnya.
Unang mengaku, guru yang berstatus non PNS hanya menggunakan sidik jari biasa yang sudah disediakan di sekolah. “Cuma PNS saja yang diwajibkan, kalau guru honor cuma finger print biasa yang ada di sekolah,” katanya.
Unang mengaku, pengoperasian aplikasi tersebut mudah dan tidak rumit, sehingga tidak menghambat waktu. hanya saja, sejauh ini masih dalam tahap uji coba, karena pemberlakuannya pada bulan April 2019 mendatang. “Jadi untuk saat ini cuma uji coba saja dulu, nanti bulan april baru sudah dimulai,” akunya. (cr3)
