Kisruh Penyaluran Buruh Proyek PLTGU
Kantor Kecamatan Cilamaya Wetan Didemo
CILAMAYA WETAN, RAKA – Sejumlah masyarakat yang mengatasnamakan dirinya Forum Solidaritas Cilamaya beraksi di depan kantor Kecamatan Cilamaya Wetan, Selasa (27/8).
Mereka menilai Forum Pelayanan Informasi dan Pendaftaran Tenaga Kerja (FPIP2K) tidak becus menjalankan tugasnya sebagai penampung aspirasi masyarakat Cilamaya Wetan, dalam mendistribusikan calon tenaga kerja untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Cilamaya.
Menurut koordinator aksi tersebut, Fahri, dia ingin membenahi prosedur dan kinerja FPIP2K yang dinilai buram dalam menyalurkan tenaga kerja. Padahal, selama ini masyarakat Cilamaya telah lama antre untuk bisa masuk kerja di PLTGU, disertai lamaran yang telah dibubuhkan sebelumnya. “Tuntutan kita cuma tiga, kita ingin ada pembenahan dari FPIP2K, penuhi sistem zonasi, dan adanya pelatihan kerja,” katanya.
Pasalnya, untuk sistem zonasi yang telah dijanjikan sebelumnya melenceng, justru dari pekerja itu terdapat orang dari luar Cilamaya. Menurutnya, sistem zonasi yang tidak dijalankan dengan baik ini yang mengakibatkan lambannya masyarakat Cilamaya masuk kerja.
Terus mengenai pelatihannya juga, lanjut Fahri, sampai saat ini tidak ada pelatihan apapun bagi calon tenaga kerja. Padahal, sebelumnya pihak PLTGU telah menyampaikan butuh orang yang berkompeten untuk menjadi bagian dari PLGU. “Kita ingin ada pelatihan, sekali-kali turun lah berikan pelatihan kepada masyarakat,” katanya.
Terlebih, Fahri menuding jika FPIP2K ini telah memungut sejumlah uang kepada calon tenaga kerja. Meskipun terdapat bukti autentik, namun dia mengaku tidak ingin memperpanjang masalah tersebut. Hanya saja, benahi FPIP2K demi masyarakat Cilamaya.
Adapun mengenai pembentukan forum tandingan, itu tidak ada rencana. Justru FPIP2K ini sebetulnya sebagai forum tandingan. Karena sebelum dibentuk FPIP2K, ada forum yang mewadahi masyarakat Cilamaya Wetan. “Namanya Perkumpulan Masyarakat Lingkungan Pertamina Cilamaya (PMLPC),” katanya.
Salah satu koordinator Desa Muara menyebutkan, telah lama dia mengirimkan lamaran kerja adiknya ke FPIP2K, harapannya ingin cepat-cepat masuk kerja. “Sebelum puasa, adik saya sudah kirim lamaran kerja. Sampai saat ini belum dipanggil-pangil. Justru yang baru masukin lamaran yang masuk kerja,” ketusnya.
Sementara menurut penanggung jawab FKIP sekaligus Ketua Karang Taruna Kecamatan Cilamaya Wetan Ali Pujakusuma mengatakan, melihat proyek yang dinilai wah, banyak masyarakat yang menginginkan untuk bisa masuk kerja. Padahal perlu diketahui, ini bukan perusahaan yang sifatnya berkelanjutan, namun kerja di sini memiliki jenjang waktu sesuai batas waktu yang ditentukan. “Kalau subkon kan gak lama, setelah pekerjaan satu selesai, ganti lagi. Karena seperti itu kerja di project,” jelasnya.
Ditambah dengan banyaknya pelamar kerja di Kecamatan Cilamaya Wetan, tidak mungkin semuanya tercover. Karena pihaknya juga disesuaikan dengan jumlah kubutuhan tenaga kerja yang diperlukan. “Kita tidak bisa memenuhi semua keinginan yang masuk kerja, karena kan kuotanya terbatas,” ucapnya.
Terlebih, FPIP2K ini hanya sebatas menampung lamaran kerja saja, sementara yang menentukan pihak PLTGU. Jumlahnya, kebutuhan kerjanya, dan lainnya itu pihak PLTGU yang menentukan. “Kita hanya sebatas menampung aja, yang menentukan masuk atau tidaknya kan pihak PLTGU,” ujarnya.
Plt Camat Cilamaya Wetan Entoh Hendra Permana mengatakan, apapun aspirasi masyarakat, dia coba terima dan tampung dulu seadanya. Intinya untuk meredam agar tidak terjadi anarkisme. Karena sebagai pemerintah, pihaknya tidak bisa membela pihak ini ataupun pihak itu. “Kita tampung dulu semua aspirasi masyarakat, yang penting tidak ada kerusuhan. Karena semua yang hadir juga masyarakat kita,” pungkasnya. (rok)