Menerjang Maut di Laut, Nelayan Belum Punya Alat Pendeteksi Cuaca dan Gelombang Laut
CILAMAYA WETAN, RAKA – Nelayan Karawang sangat pemberani. Mereka hanya mengandalkan pengetahuan konvensional secara turun temurun saat akan melaut, yang belum tentu akurat. Bahkan, dalam setahun ini sudah beberapa perahu nelayan yang karam akibat dihantam gelombang.
Berbeda dengan nelayan di Blanakan, Kabupaten Subang, mereka cukup melihat monitor besar di Tempat Pelelangan Ikan, untuk mengetahui cuaca, kecepatan angin, dan gelombang laut, sebelum mencari ikan di Laut Jawa.
Nelayan Ciparagejaya, Sanija (45) mengatakan, para nelayan di Blanakan sebelum melaut tahu berapa besar gelombang dan kecepatan angin. “Di Karawang mah belum ada satupun (alat pendeteksi angin dan gelombang),” katanya kepada Radar Karawang, kemarin.
Anggota Pol Air Karawang AKP Asep Juparsa mengatakan, alat pendeteksi kecepatan angin, gelombang dan cuaca di laut tidak ada di setiap TPI di Karawang. Sepengetahuannya, alat tersebut ada di sekitar TPI Blanakan. “Alat bantuan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tersebut, membuat nelayan nyaman saat berangkat melaut,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, dari layar besar itu nampak prakiraan dan deteksi dini keadaan laut. Jadi isu tsunami yang sedang marak belakangan ini bisa segera ditepis berkat alat itu. “Nelayan kan ada yang takut tsunami nih sekarang mah, tapi memang alat deteksi gelombang dan angin itu belum ada di pesisir pantai Karawang mah,” katanya.
Di Blanakan, kata Asep, alat tersebut digunakan dan dipasang di TPI, karena di lokasi itu tempat para nelayan menyandarkan perahunya saat pulang membawa ikan, maupun berangkat melaut. “Saya harap alat detektor tersebut bisa ada di Karawang, mengingat luas pantai dan bentangan pesisir Karawang jauh lebih luas ketimbang Subang,” ujarnya.
Agar alat pendeteksi itu ada di setiap TPI, kata Asep, komunitas nelayan bisa mengajukan alat tersebut melalui Pemerintah Kabupaten Karawang ke BMKG. “Penting loh alat ini,” katanya. (rud)