Nunggu Try Out, Pelajar Nongkrong Sambil Merokok
KOTABARU, RAKA – Ngumpul di warung, nongkrong sambil merokok. Begitulah gaya anak sekolah zaman now. Jika dicermati, hampir di setiap warung selalu ditemukan kumpulan pelajar yang tengah santai sambil menghisap rokoknya. Bahkan, hal itu seperti menjadi rutinitas di kalangan pelajar setiap hendak berangkat, istirahat atau sepulang sekolah.
Seperti yang selalu terlihat di salah satu warung yang berada di depan kantor Desa Wancimekar. Setiap pulang atau sebelum berangkat ke sekolah, para pelajar sudah biasa berkumpul di warung sembari menjepit dan menghisap rokok tanpa merasa takut dan malu dilihat oleh orang dewasa. “Lagi try out masuk siang. Jadi nongkrong dulu di sini,” kata salah satu siswa SMK swasta di Kotabaru yang enggan disebutkan namanya ini.
Selain itu, para pelajar tersebut juga mengaku tidak merasa takut perilaku negatifnya diketahui oleh guru atau pihak sekolahnya. “Nggak takut. Asal jangan ngerokok di sekolah aja. Di sini mah aman kok,” ujarnya.
Sementara, Taryana Wakasek Kesiswaan SMKN 1 Tirtamulya mengatakan, sebagai seorang tenaga pengajar, ia mengaku miris melihat fenomena saat ini yang banyak ditemukan seorang pelajar yang masih berseragam sekolah sudah berani merokok secara terang-terangan di tempat umum. “Sangat miris melihat anak sekolah pakai seragam pada merokok di tempat umum. Itu tentunya merusak nama baik sekolah. Uang jajan yang seharusnya digunakan untuk membeli sesuatu yang menunjang pendidikan malah dibelikan rokok,” ungkapnya.
Untuk meminimalisir hal tersebut, kata Taryana, harus ada ketegasan dari pihak sekolah dengan memberikan sanksi kepada pelajar yang ketahuan merokok. “Tapi harus koordinasi atau ada kesepakatan dulu dengan orang tua siswa di rapat awal tahun ajaran. Jangan sampai ada orang tua yang salah faham. Minimal siswa tersebut tidak merokok di lingkungan sekolah dan sedang berpakaian seragam sekolah,” katanya.
Namun, dibalik perilaku pelajar yang tidak baik itu, keuntungan justru didapatkan oleh si pemilik warung. Seperti diungkapkan oleh Ompong (37), seorang pemilik warung yang berada di dekat kantor Desa Wancimekar. Setiap hari, warungnya selalu dipenuhi oleh pelajar SMK yang nongkrong sambil merokok. Dia tidak menampik jika dirinya mendapatkan keuntungan dari banyaknya pelajar yang nongkrong di warungnya. “Ya lumayan sih emang. Tapi gak gede juga. Belinya jugakan paling tiga ribu. Sehari sama anak sekolah saja abis lima bungkusan,” katanya.
Dikatakan dia, keuntungan yang diperoleh dari penjualan rokok sebenarnya tidak banyak. Tapi keuntungan yang dia dapatkan ialah dari jajanan lain, seperti minuman dan makanan yang dijual di warungnya. Untuk itu, dia sengaja menjual beberapa merek rokok yang biasa dibeli oleh pelajar dengan cara diecer. “Dapat untungnya dari ini (cemilan) dan minuman-minuman dingin. Kalau rokok mah itung-itung bantu larisin jajanan aja. Makanya rokok diketeng,” ungkapnya. (nce)