Uncategorized

Pangkalan Krisis Petani

PANGKALAN, RAKA – Minat dan partisipasi generasi muda dalam bidang pertanian di Kecamatan Pangkalan terus menurun. Para pemuda mengalami perubahan persepsi seiring arus modernisasi, sehingga menjadi petani tidak lagi menjadi pilihan mereka.

“Padahal Indonesia membutuhkan petani-petani yang produktif untuk memaksimalkan produksi pangan, terutama karena Indonesia adalah negara agraris,” terang Ano, ketua Kelompok Tani Desa Medalsari, Kecamatan Pangkalan kepada Radar Karawang, Kamis (4/4).

Ia pun mengakui, modernisasi berpengaruh terhadap mobilitas penduduk usia muda pedesaan melalu fenomena migrasi ke perkotaan, yang menyebabkan ditinggalkannya pertanian skala kecil di pedesaan, terutama bekerja di pabrik-pabrik.

Padahal, sambung Ano, pemuda sebagai generasi penerus tidak serta merta mewarisi keterampilan pertanian dari orang tua atau komunitas masyarakatnya. Terdapat perubahan pada keluarga, sekolah, sawah, aktivitas non pertanian yang justru mengasingkan mereka dari lingkungan tempat hidupnya.

“Ini merupakan pekerjaan pemerintah bersama-sama dengan masyarakat, perlu untuk menciptakan variasi lapangan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan pemuda di pedesaan. Selain itu, perlu adanya peninjauan kurikulum pendidikan dari tingkat sekolah dasar agar anak-anak, remaja, dan pemuda desa lebih kreatif dan tidak terasing dari lingkungan tempat hidupnya,” harapnya.

Hal senada pun diaminkan oleh Kades Cipurwasari Saujang sumarya, krisis regenerasi petani harus menjadi perhatian yang serius. Berbeda dengan bencana yang terjadi tiba-tiba dan membawa dampak langsung.

“Krisis regenerasi petani berjalan pelan-pelan namun membawa dampak yang besar, namun hal sepenting ini sering kali tidak disadari. Bukan tidak mungkin ke depan pertanian akan ditinggalkan oleh generasi muda,” pungkasnya. (yfn)

Related Articles

Back to top button