Uncategorized

Pasar Dengklok Mulai Ditinggalkan Pelanggan

RENGASDENGKLOK, RAKA – Kumuh, bau, becek jika hujan, adalah gambaran khas Pasar Rengasdengklok. Alhasil, satu per satu pelanggan mulai pergi.

Barnas (55) pedagang kelontongan yang sudah puluhan tahun berjualan di Pasar Rengasdengklok, mengaku para pelanggan yang datang tidak seramai dulu. “Jika biasanya setiap hari dapat Rp100 ribu, kini hanya Rp50 ribu,” ungkapnya kepada Radar Karawang.

Warga Kampung Rengasjaya, Desa Rengasdengklok Selatan, Kecamatan Rengasdengklok, itu sebenarnya ingin pindah tempat jualan, namun karena tidak punya modal, akhirnya tetap berjualan di pasar dengklok. “Kalau bisa dibantu, adapun kalau dibantu dengan pinjaman, bunganya harus rendah sekali,” katanya.

Dia mengaku sudah dari tahun 90an berjualan badeng, seeng, haseupan sampai tusuk satai di pasar tersebut. Sebelum dagang alat-alat masak, Barnas menjual pakaian, namun hanya bertahan dua tahun karena banyaknya penjual baju sehingga penghasilannya menurun. “Saya jual kayak ginian sudah 20 tahun,” jelasnya.

Arum (35) pedagang buah-buahan mengaku, tahun ini banyak dukanya karena omzet turun drastis sejak bank emok merajalela. “Sehari di bawah 10 juta. Biasanya kalau lagi ramai dua puluh juta. Dari sepuluh juta masuk kantong Rp 500 ribu. Si pembeli sekarang jarang ke pasar, karena harus bayar bank emok,” tuturnya. (cr4)

Related Articles

Back to top button