Pedagang Pasar PJKA Dengklok Tergusur
-PT KAI Sepakat Lahannya Jadi Ruang Terbuka Hijau
KARAWANG, RAKA – Kegigihan pengurus dan pedagang Pasar Rengasdengklok yang bersikeras tetap mendiami lahan PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk berjualan, diperkirakan luluh. Itu setelah PT KAI bersepakat dengan Pemerintah Kabupaten Karawang untuk memanfaatkan lahan tersebut menjadi lahan terbuka hijau. Penandatanganan
Memorandum of Understanding (MoU) tentang pemanfaatan aset dan pengembangan angkutan kereta api tersebut turut dihadiri Executive Vice President PT KAI DAOP 1 Jakarta beserta rombongan, bupati dan wakil bupati serta sejumlah kepala dinas di Gedung Singaperbangsa, Komplek Kantor Bupati Karawang, Senin (1/8).
Terdapat sejumlah titik aset lahan milik PT KAI yang akan dimanfaatkan oleh pemerintah daerah. Misalnya lahan PT KAI di Rengasdengklok yang akan dijadikan ruang terbuka hijau, Taman Ade Irma Suryani yang akan dijadikan pusat kuliner, dan lahan KAI di Cikampek yang akan ditata lebih baik lagi.
“Pokoknya semua aset lahan milik PT KAI akan kita kolaborasikan untuk sesuatu hal yang lebih bermanfaat,” kata Bupati Karawang Cellica Nurachadiana.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Karawang Wawan Setiawan mengaku tahun ini telah menganggarkan Rp2 miliar untuk ruang terbuka hijau di Rengasdengklok. Ia menyebut akan menempuh tahapan perjanjian kerjasama sebelum menggarap pembangunan proyek ruang terbuka hijau di Rengasdengklok. Wawan tidak mengetahui berapa uang yang akan dihabiskan untuk pembangunan RTH di Rengasdengklok.
“Tahun ini sudah dianggarkan 2 miliar untuk pemagaran dan pengurugan,” imbuhnya.
Kepala Dinas Perdagangan Kabupaten Karawang Ahmad Suroto meminta agar Forum Pedagang Pasar PJKA Rengasdengklok (FP3R) mengehentikan aktivitas pasar di lahan PT KAI, karena rencananya Pasar Rengasdengklok ini akan dijadikan RTH. “Kita akan carikan solusi terbaik,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, pedagang pasar Rengasdengklok akan direlokasi ke pasar Proklamasi sehingga pasar lama tersebut nantinya akan dijadikan ruang terbuka hijau. Sementara itu, untuk pembangunan Pasar Proklamasi sudah mencapai 95 persen.
Darta, pedagang sayuran warga Desa Kertasari, Kecamatan Rengasdengklok. Dia mengatakan akan tetap bertahan berjualan di Pasar Rengasdengklok. Meski telah mendengar bahwa ada surat himbauan permintaan pembongkaran tempat usaha. Alasan dia tetap berjalan di sana karena 80 persen pembelinya sudah berlangganan. “Kalau saya gak dapat surat dari Satpol PP, tapi tahu disuruh membongkar lapak sendiri,” ujarnya.
Manager PT VIM Agung Djajadi Putra mengaku optimis pembangunan Pasar Proklamasi akan rampung bulan Oktober tahun ini.
Agung menyebut sudah lebih 500 pedagang yang mendaftar untuk menempati kios, maupun los di Pasar Proklamasi. Karena itu, dia meminta bagi para pedagang yang belum mendaftar atau menyelesaikan admistrasi kredit dengan pihak bank, agar supaya diselesaikan.
“Kami menghimbau bagi yang sudah terdaftar dalam program KUR segera untuk mendaftar (memesan kios atau los di pasar Proklamasi),” pungkasnya. (mra)