Pegawai Kecamatan Kebingungan Soal Pengajuan KTP Baru

PELAYANAN : Suasana ruang pelayanan Kecamatan Kotabaru. Meski pandemi Covid-19, kantor pelayanan itu tidak pernah sepi. Diketahui Kotabaru termasuk daerah padat pemukiman penduduk.
PURWASARI, RAKA – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcatpil) tidak mengeluarkan biodata pada warga yang membuat KTP. Hal itu dilakukan untuk percepatan pencetakan KTP jelang Pilkada Karawang.
Bagian Pelayanan Umum Kecamatan Purwasari Dedi mengatakan, sejak Kamis lalu, pihaknya sudah tidak mengeluarkan biodata bagi warga yang hendak membuat KTP. “Karena ini himbauan dari dinas langsung, kita tidak bisa melawan aturan yang ada,” ucapnya, kepada Radar Karawang, Senin (27/7).
Ia menambahkan, meskipun aturan tersebut bertujuan untuk percepatan percetakan menjelang Pilkada 2020, pihaknya kebingungan karena masih ditemukan beberapa warga yang membutuhkan biodata atau identitas baru saat melakukan beberapa hal. “Contohnya saat pencairan BPJS dan administrasi rumah sakit itu suka diminta data terbaru, sedangkan kita tidak boleh mengelurkan biodata itu, makannya kita masih sedikit bingung,” tambahnya.
Selain itu, tambah Dedi, distribusi KTP yang sudah tercetak akan dibagikan melalui kantor pos yang dinilai akan sedikit lebih lambat karena banyaknya jumlah KTP yang ada. “Banyak warga nanya kapan KTP barunya bisa tercetak dan bisa diterima. Kita tidak bisa jawab, karena yang sudah-sudah lama nyampenya, walaupun terbukti hari ini Disdukcatpil bisa mencetak KTP lebih banyak karena kuota memang lebih banyak,” katanya.
Masih dikatakannya, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan sekretaris camat Purwasari dalam mengatasi hal tersebut, sehingga warga tidak keberatan dengan kebijakn yang ada. “Insya Allah ada solusinya, kita masih nunggu pak Sekcam dulu. Apa perlu kita keluarkan surat keterangan desa dan kecamatan atau gimana. Karena warga kekeuh minta biodata untuk keperluan mendesak, warga terpaksa menunggu dulu sampai ditemukan solusinya,” pungkasnya. (mal)