Pramuka Butuh Rp1 Miliar
TELAGASARI, RAKA – Pemberlakuan iuran yang membebankan kepada peserta Jambore Nasional (Jamnas) dan Jambore Cabang Pramuka, sempat menuai polemik. Karena anggaran Rp450 juta setiap tahun dari Pemerintah Kabupaten Karawang mengalir lancar ke kas Kwartir Cabang (Kwarcab) Pramuka.
Namun Purna Kwaran Pramuka Kecamatan Telagasari Marjudi memiliki pandangan lain. Dia berasumsi Pramuka se Kabupaten Karawang seharusnya bisa dianggarkan Rp1 miliar. “Kalau Rp450 juta per tahun lama gak naik. Seharusnya angka ideal itu untuk kepentingan Pramuka, pemkab bisa anggarkan Rp1 miliar,” kata Marjudi kepada Radar Karawang.
Menurutnya, membebankan iuran keikutsertaan dalam kegiatan Jambore Cabang dan nasional sepatutnya memang tidak dilakukan. Karena kwarcab sudah memiliki pos sendiri untuk pengadaan operasional tersebut, dimana peserta Jamnas misalnya adalah siswa dan anggota Pramuka terpilih yang seharusnya dibantu kwarcab. Namun, sebagai bagian dari Pramuka, dia cukup memahami langkah yang diambil tersebut, karena anggaran Rp450 juta masih kurang besar dibanding kabupaten/kota lainnya. Seharusnya, kalau pemerintah menengok pada pentingnya Pramuka sebagai ekstrakurikuler andalan dan banyak diminati siswa di setiap tingkatan, anggaran yang dibanderol ideal adalah Rp1 miliar. “Kita paham mengapa kwarcab berlakukan kebijakan demikian, karena memang anggarannya kan gak pernah naik-naik,” ujarnya.
Belum pernah mendengar, sambung Marjudi, selama dia memimpin Kwaran Pramuka, kwarcab berlakukan kebijakan untuk jambore cabang dengan membebankan kepada peserta, begitupun anggaran operasional stimulan bagi kwaran yang saat ini sudah tidak ada lagi dari kwarcab. Namun, hal ini harus jadi bahan evaluasi bersama, apakah anggarannya dari pemkab yang kurang atau sebagai pengurus belum mampu mengelola keuangan. “Baru dengar saya juga kali ini, baik jamnas dan jambore cabang, biaya registrasinya dibebankan kepada peserta,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Harian Kwarcab Karawang Suhada mengatakan, anggaran Pramuka sudah bertahun-tahun tidak naik dan masih Rp450 juta per tahun. Angka ini sebutnya tergolong paling buncit di Jawa Barat, tapi pihaknya terus berupaya mengajukan kenaikan karena kebutuhan Pramuka di Karawang cukup besar. “Iya masih Rp450 juta, ngajukan sudah kenaikan, tapi yang turun masih segitu saja,” kata Suhada. (rud)