Puluhan Tahun Sarwita Mandi di Citarum.
MENCUCI: Halimah mencuci pakaian dan mandi menggunakan air Citarum.
RENGASDENGKLOK, RAKA – Air kali Citarum masih menjadi buruan warga untuk kebutuhan sehari-sehari, seperti mandi dan mencuci pakaian, warga Desa Karyasari, Kecamatan Rengasdengklok.
Sarwita (43), warga Dusun Krajan Selatan, Desa Karyasasari, Kecamatan Rengasdengklok, mengatakan dirinya sudah puluhan tahun menggunakan air Citarum untuk keperluan mandi, walaupun terkadang rasa gatal selalu dirasakannya. “Karena tidak punya kamar mandi, terpaksa harus mandi pakai air Citarum,” jelasnya kepada Radar Karawang, Senin (28/10).
Padahal, kondisi air Citarum tersebut tidak jernih. Banyak kotoran di pinggir sungai Citarum, bahkan tidak jauh dari tempat mandi. Sarwita mengaku, memang masih ada beberapa warga yang buang hajat di tanggul Citarum. “Kalau saya tidak pernah buang besar di sini (tanggul Citarum), paling kalau mau buang air besar numpang (di kamar mandi) ke tetangga,” katanya.
Menurut Sarwita, saat ini dirinya tidak takut untuk mandi di sungai Citarum, walaupun pernah menemukan ular, tapi bagi Sarwita hewan yang ditemukannya itu bukan ular yang membahayakan. “Karena udah sering mandi di sini, jadi gak ada rasa takut lagi. Alhamdulillah belum nemu yang aneh-aneh,” ujarnya.
Halimah (41), istri Sarwita, yang sedang mencuci pakaian di sungai Citarum, mengatakan sejak dirinya menikah sudah menggunakan air Citarum untuk keperluan mencuci pakaian dan mandi, bahkan saat ini sudah mempunyai cucu. Namun, walaupun setiap hari menggunakan air Citarum, Halimah tidak merasakan gatal-gatal. “Mending sekarang airnya gak kotor kaya dulu, paling bala sama eceng gondok aja,” katanya.
Sebetulnya, jika memiliki kamar mandi sendiri di rumahnya, Halimah tidak akan lagi menggunakan air Citarum. “Tanah yang sekarang dijadikan rumah aja bukan punya saya, apalagi buat bikin kamar mandi,” katanya.
Pekerjannya sehari-hari bersama Sarwita, tambah Halimah, menjadi perajin batu bata di salah satu pembuatan bata merah di kampungnya. “Saya cuma kerja bakar bata, satu bulan gaji bersih itu cuma Rp1,5 juta,” pungkasnya. (mra)