Uncategorized

Puskesmas Wanakerta Bangun Ruangan Baru

RUANG BARU: Puskesmas Wanakerta akan memiliki ruangan baru.

TELUKJAMBE BARAT, RAKA – Angka penderita kanker serviks di Karawang terbilang tinggi. Salah satu penyebabnya banyak kasus pernikahan dini. Perlu ada ruangan khusus bagi perempuan yang akan melakukan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat), guna mendeteksi dini gejala serviks. Karena itulah Puskesmas Wanakerta berinisiatif membangun ruangan baru untuk memfasilitasinya. “Itu yang dibuka aurat perempuan, tentu saya merasa berdosa kalau tidak memfasilitasi tempat yang layak. Privasi itu penting, itu hak pasien,” terang Kepala Puskesmas Wanakerta Nur Khoiriyah, Kamis (5/12).

Nur mengatakan, tes IVA dianggap lebih efisien ketimbang tes papsmir, tes IVA hanya membutuhkan waktu 1 menit untuk mendeteksi kanker serviks. Sedangkan tes papsmir membutuhkan waktu selama 2 minggu. Tes IVA ini juga dianggap lebih murah ketimbang tes papsmir, yang biaya pengecekannya bisa mencapai Rp700 ribu. “Pembangunan ruangan khusus tes IVA karena tingginya angka penderita kanker serviks di Karawang,” ujarnya.

Selain itu, dibangun ruang tunggu baru khusus bagi pasien TBC, untuk menghindari penularan kepada pasien lainnya. Selama ini, ruang tunggu pasien TBC memang bercampur dengan pasien lainnya, nantinya mereka akan dialihkan ke bagian depan puskesmas dengan ruangan yang lebih terbuka. Ruangan pemerikasaan TBC yang tadinya di bagian dalam gedung puskesmas, akan dipindahakn ke bagian depan dengan menyekat ruang BP. “Dan ruang TBC itu nanti satu-satunya yang tidak menggunakan AC, karena TBC itu memang gak boleh pake AC. Jadi pakai kipas menghadap ke depan, agar kuman gak nempel di dinding,” jelasnya.

Tak hanya itu, pemeliharan gedung juga dilakukan dengan memperbaiki dua kamar mandi, dan nantinya akan dipisahkan antara penggunaan untuk perempuan dan untuk laki-laki. Ruang kepala puskesmas juga tak luput dibenahi, karena ukurannya selama ini dirasa terlalu kecil hanya 2×2 meter. Tak sampai disitu, ruang imunisasi yang tadinya terletak di bagian depan, juga dipindahkan ke bagian belakang dengan memanfaatkan sebagian ruangan musala yang disekat. Hal itu agar peralatan imunisasi lebih tersimpan dengan aman, terutama yang mesti disimpan dalam lemari pendingin. Adapun ruang imunisasi yang lama akan dipergunakan untuk graha semesta, dan pojok asi yang selama ini dirasa tempatnya belum sesuai.

Pembangunan ruangan baru dilakukan sejak awal NOvember, mengandalkan pencairan dana APBD tahap 2 sebesar Rp40 juta. Ia mengaku meski belum ada penandatanganan dari pihak BPKAD, namun pembangunan tetap dilakukan berdasarkan instruksi kepala Dinas Kesehatan Karawang. Hal itu dilakukan karena khawatir dana yang dianggarkan tidak terserap jika sudah melewati tahun 2019. Ia juga menceritakan, pembangunan ruangan baru ini adalah yang pertama sejak renovasi terakhir pada tahun 1992. “Itu haknya masyarakat untuk mendapatkan pelayanan, dan haknya karyawan supaya melayani dengan baik,” ucapnya. (cr5)

Related Articles

Back to top button